Menu
PAHLAWAN NASIONAL

Sultan Agung Prabu Anyokrokusumo

Berdasarkan: Keppres No. 106/TK/TH. 1975, 3 November 1975

Nama kecilnya Raden Mas Rangsang, cucu dari Raden Sutawidjaja yang lebih dikenal dengan nama Panembahan Senopati, pendiri kerajaan Mataram. Pada usia 22 tahun yakni tahun 1611, Mas Rangsang telah dinobatkan sebagai Raja Mataram meliputi daerah Cirebon sampai Pasuruan.

Pada awal pemerintahannya terpaksa menggunakan kekuatan senjata untuk memadamkan pemberontakan beberapa penguasa daerah yang ingin melepaskan diri. Ancaman lain datang dari VOC yang tujuan pertamanya berdagang kemudian meningkat ingin menguasai wilayah. Belanda menuntut hak monopoli atas perdagangan, sebaliknya Sultan Agung tidak bersedia, timbullah pertentangan dengan VOC.

Tanggal 18 Agustus 1618 Mataram menyerang VOC karena kapal Belanda melakukan perampokan di Bandar Jepara. Keberadaannya memicu peperangan antara Mataram dengan VOC. Sultan Agung mulai berpikir untuk menghancurkan Batavia. April 1628, Sultan Agung mengirimkan 14 perahu berisi beras dipimpin Kyai Ronggo dengan tugas mengajukan permintaan ke VOC agar membantu menyerang Banten, tetapi VOC menolak, kemudian tanggal 22 Agustus 1628 tiba lagi 50 kapal, hingga VOC mulai khawatir. Kemudian datang 7 kapal yang minta izin akan meneruskan pelayaran ke Malaka, dan pagi harinya datang 20 buah perahu langsung menyerang benteng Belanda Holandia, dipimpin oleh Baurekso Bupati Kendal.

Untuk menahan serangan tersebut, Belanda mengerahkan 2.866 orang serdadu dibawah pimpinan Jacques Leterbes. Dalam pertempuran itu, Baurekso dan puteranya tewas. Sementara itu datang pasukan Mataram lewat darat dipimpin oleh Suro Agul-Agul dkk, tetapi tidak berhasil merebut Jakarta. Pada tahun 1629, Mataram menyerang lagi namun tahun 1630 – `634, terjadi pertempuran kecil-kecilan terutama di perairan sepanjang pantai utara dan hal ini berlanjut hinggal Sultan Agung wafat.

Nilai Kepribadian Luhur yang Dimiliki

Seorang raja yang terus berperang melawan penjajah mempertahankan kedaultan dan kemerdekaan serta menanamkan benih anti penjajah. Sultan Agung tidak pernah berhasil mengusir Belanda dari tanah Jawa, tetapi sampai akhir hayatnya Sultan Agung tak pernah mau berdamai dengan Belanda.

IKATAN KELUARGA PAHLAWAN NASIONAL INDONESIA

Meneguhkan Persatuan Bangsa yang Berdaulat, Adil, dan Makmur

WEB TERKAIT

Informasi

Hubungi Kami

Kementerian Sosial, Gedung C, Lantai Dasar
Jl. Salemba Raya No. 28, Jakarta Pusat
IKPNI.com merupakan situs resmi yang diakui oleh Ikatan Keluarga Pahlawan Nasional Indonesia. Seluruh konten serta opini dalam situs ini berdasarkan fakta-fakta yang tersedia, namun tidak mewakili pendapat Inspira Mediatama. Konten dalam situs ini sebaiknya tidak dijadikan dasar oleh pembaca dalam mengambil keputusan komersial, hukum, finansial, atau lainnya. Pada artikel yang sifatnya umum, pembaca disarankan mencari pendapat dari profesional sebelum menanggapi dan mengoreksi konten informasi yang dipublikasi jika mungkin tidak sesuai dengan pandangan pembaca. Publisher tidak bertanggung jawab atas kesalahan atau kelalaian yang tayang, bagaimanapun disebabkan. Website ini dibuat untuk IKPNI dengan hak cipta. Kepemilikan merek dagang diakui. Dilarang menyalin, menyimpan, atau memindahkan dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis dari publisher.
Kilas Sejarah Hari Ini
5 Oktober 2004

Sulawesi Barat menjadi provinsi sendiri

Sejak tahun 1960, pembentukan Provinsi Sulawesi Barat telah diperjuangkan namun ditolak pada 1963 ketika pemerintah pusat justru membentuk Provinsi Sulawesi Tenggara. Momentum pembentukan provinsi baru ini mencuat setelah gerakan reformasi 1998, tepatnya pada tahun 1999. Perjuangan panjang ini akhirnya menemui...

Selengkapnya...
Sulawesi Barat menjadi provinsi sendiri ( 5 Oktober 2004 )
1
"Hallo, Admin. Website IKPNI."
Powered by