Oerip Soemohardjo, Letjend. TNI.
Putera R. Soemohardjo, Mantri Guru Besar di Purworejo dan cucu Bupati Trenggalek dari pihak bundanya ini sejak kecil bercita-cita menjadi militer. Karena itu setelah menyelesaikan tingkat 1 OSVIA (Sekolah Pamongpraja pada zaman Belanda) tidak melanjutkan ke tingkat II, tetapi langsung memasuki Sekolah Militer di Meester Cornelis (Jatinegara). Setelah lulus dari Sekolah Militer (1913) diangkat menjadi Letnan Dua. Sebagai militer Oerip menjalani tugas dinasnya berpindah-pindah tempat. Dari Banjarmasin kemudian ke Balikpapan, Cimahi, Magelang, Ambarawa dan Purworejo.
Sebagai perwira, Oerip dinilai berhasil, pangkat militernya menanjak dengan cepat, satu-satunya orang Indonesia yang mencapai pangkat Mayor dalam KNIL (Tentara Hindia Belanda). Perhatiannya terhadap bangsa sendiri tetap besar, karena itu Oerip sering melakukan protes pada perlakuan diskriminasi. Setelah merdeka Oerip menjadi Kepala Staf Umum TKR dengan pangkat Letnan Jenderal. Buah pikirannya khususnya tentang kemiliteran banyak dipakai oleh pemerintah.
Sebagai seorang militer Oerip bersemboyan ORDER, COUNTER, ORDER, DISORDER yang artinya dalam kemiliteran Komandan harus memperhitungkan perintah secara cermat dan semasak-masaknya, apabila perintah tersebut diubah dapat menyebabkan kekacauan. Untuk melahirkan militer yang professional, Oerip memprakarsai pembentukan Militer Akademi yang sekarang menjadi AMN (Akademi Militer Nasional).
Pada bulan Januari 1948 Oerip mengundurkan diri dari jabatan Angkatan Perang dan diangkat menjadi Penasehat Militer Presiden, saat itu Oerip mulai sakit-sakitan. Istri Oerip Soemohardjo ialah Ibu Rachmah Subroto.
Nilai Kepribadian Luhur yang Dimiliki
Satu-satunya orang Indonesia yang berpangkat Mayor dalam KNIL, merupakan prestasi istimewa yang sulit dicapai. Pemrakarsa pendirian Akademi Militer Nasional.