Mas Tirtodarmo Harjono, Letjen TNI ANM

Pada zaman Jepang M. Harjono memasuki PETA. Ketika pemerintah Republik Indonesia mengumumkan pembentukan Badan Keamanan Rakyat (KBR), Harjono segera memasukinya. BKR ini kemudian menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dan selanjutnya menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Kepandaiannya berbahasa asing mengantarnya sebagai Kepala Kantor Penghubung. Maret 1946 Harjono ditunjuk sebagai Sekretaris Delegasi Indonesia dalam perundingan dengan Inggris dan Belanda di Jakarta. Setelah itu diangkat sebagai Sekretaris Dewan Pertahanan Negara di Yogyakarta.
Karier Harjono sebagai perwira staf terus meningkat, akhir tahun 1947 diangkat sebagai Kepala Kantor Urusan Pekerjaan Istimewa pada Markas Umum Angkatan Darat. Desember 1948, Harjono menjabat sebagai Kepala Bagian Staf Angkatan Perang. Dalam KMB Harjono bertugas sebagai Sekretaris Delegasi Angkatan Perang. Harjono diangkat sebagai Atase Militer Pertama RI untuk Negeri Belanda selama 4 tahun dan Agustus 1951 pangkatnya menjadi Letnan Kolonel.
Kembali ke tanah air tahun 1954, Harjono diperbantukan pada KSAD, Oktober 1956 diperbantukan pada Deputi III KSAD. Tahun 1957 mengikuti pendidikan di SESKOAD Bandung, setelah itu ke Deputi II KSAD, dan pada Desember 1958 sebagai Wakil Direktur Corps Intendans Angkatan Darat (CIAD) serta sekaligus merangkap sebagai Pejabat Sementara Direktur CIAD.
Menjadi Kolonel pada tanggal 11 Januari 1959 kemudian menjadi Brigadir Jenderal, dan diserahi jabatan sebagai Irjen Angkatan Darat. Juli 1964 pangkatnya menjadi Mayor Jenderal dan menjabat sebagai Deputi II Menpangad.
MT. Harjono menolak dengan tegas usul PKI mengenai pembentukan angkatan kelima. Tanggal 1 Oktober 1965 dini hari, gerombolan G.30.S/PKI mendatangi rumahnya, Harjono berusaha merebut senjata gerombolan, akan tetapi gagal. Beberapa butir peluru melukai tubuhnya sehingga meninggal saat itu. Mayatnya diangkut oleh gerombolan PKI ke Lubang Buaya dan dimasukkan ke sumur tua.
Tanggal 3 Oktober 1965 sumur tua tersebut ditemukan dan tanggal 5 Oktober 1965 jenazahnya dimakamkan di TMPN Kalibata.
Nilai Kepribadian Luhur yang Dimiliki
Kepiawaiannya berbahasa asing mengantarnya ke gerbang sukses kariernya. Jabatan demi jabatan ditekuni tanpa keraguan. Keteladanan yang indah bagi generasi muda.