Suryo, Gubernur (Raden Mas Tumenggung Ario Soerjo)
Karir Suryo dimulai dari bawah, setelah lulus OSVIA bekerja pada kantor kontroller di Ngawi sebagai calon pegawai negeri lalu sebagai menteri Veldpolitie di Madiun. Tamat dari sekolah polisi menjadi camat. Selanjutnya menjadi wedana di Pacitan dan dipindahkan ke Porong, tahun 1938 sebagai Bupati Magetan. Suryo sangat memperhatikan rakyat antara lain melalui perbaikan jalan dan bendungan.
Saat kemerdekaan Suryo diangkat sebagai Gubernur Jawa Timur. Tanggal 25 Oktober 1945, Inggris mendarat di Surabaya di bawah Mallaby, yang meminta agar Suryo datang ke kapal untuk berunding tetapi Suryo menolak, karena Inggris harus menghargai pemerintah Indonesia yang berdaulat, Inggris menuntut agar orang Indonesia yang memiliki senjata menyerahkannya kepada Inggris dan menyita mobil-mobil preman. Sore harinya para pemuda menyerang pos-pos pertahanan Inggris, Mallaby berjanji tidak akan melucuti pemuda, tetapi janji itu dilanggarnya sendiri. Para pemuda melawan dan pertempuran berlangsung sampai Mallaby tertembak mati.
Tanggal 8 November 1945 Suryo menolak datang ke kantor Mansergh, karena dalam surat undangan tertulis Tuan RMTA Suryo tidak menyebut Gubernur Suryo. Inggris harus menghormati pemerintah Indonesia, kemudian Inggris mengultimatum penduduk Surabaya agar segera menyerahkan senjata api selambat-lambatnya tanggal 10 November 1945 pukul 06.00 pagi dengan ancaman akan menggerakkan kekuatan darat, laut dan udara untuk menguasai Surabaya.
Pada tanggal 9 November 1945 malam Suryo berpidato di radio agar rakyat tetap tenang menunggu hasil perundingan Menlu Ahmad Subarjo dengan Inggris yang ternyata gagal. Akhirnya rakyat sepakat untuk menolak ultimatum Inggris, tanggal 10 November 1945 Surabaya diserang dari darat, laut dan udara. Suryo memindahkan pemerintahan Mojokerto kemudian ke Malang.
Juni 1947 Suryo diangkat menjadi Wakil Ketua DPA di Yogyakarta, kemudian menjadi Ketua Dewan. Dan tanggal 1- November 1948 Suryo bermaksud menghadiri peringatan 40 hari meninggalnya adiknya yang dibunuh PKI, Berangkat dari Yogyakarta ke Madiun di tengah perjalanan di Desa Bogo, Ngawi mobil Suryo berpapasan dengan sisa-sisa gerombolan PKI yang dipimpin Maladi Jusuf.
Nilai Kepribadian Luhur yang Dimiliki
Pamongpraja sejati yang selalu prima dalam bekerja. Sungguh ahli di bidangnya dan amat konsisten dalam bertindak, segera, dan penuh perhitungan dan tak pernah bergeming.
Galeri
Silsilah dan Kekerabatan Gubernur Suryo (Raden Mas Tumenggung Ario Soerjo)