Danudirdja Setiabudi / E.F.E Douwes Dekker
Danudirdja Setiabudi atau Douwes Dekker membantu kaum lemah dengan terjun ke dunia jurnalistik dan menggunakan media ini untuk menyebarkan gagasan-gagasannya. Pada awalnya menjadi wartawan bebas, menerbitkan majalah sendiri di Bandung (1910) yakni “Het Tejdeschrift” yang menelaskan cita-cita politiknyadan mendapat sambutan cukup luas.
Pada tahun 1912 menerbitkan harian”De Expres” yang terkenal bernada tajam, menyerang dan menentang politik penjajahan. Harian itu menjadi sarana bagi pemuda-pemudi Indonesia untuk mengemukakan buah pikiran mengenai perjuangan membebaskan bangsa dari penjajah.
Tahun 1912 mengontak Dr. Tjipto Mangunkusumo dan Suwardi Suryaningrat, bertiga tahun 1925 mendirikan “Indische Partij” yang tujuannya mempersatukan bangsa untuk mencapai kemerdekaan. Tahun 1913 Pemeirntah Hindia Belanda bermaksud mengadakan peringatan “100 tahun bebasnya Negeri Belanda dari penjajahan Perancis” yang biasanya dipungut dari rakyat Indonesia, hal ini menimbulkan reaksi dari kalangan pergerakan nasional.
Bulan Juli 1913, dibentuklah Komite yang bernama “Komite Bumi Putra” oleh Tjipto Mangunkusumo, Suwardi Suryaningrat, Abdoel Moeis dan Wignyadisastra. Komite mendesak agar pemerintah secepatnya mengadakan perubahan dalam hubungan kolonial membentuk parlemen dan meningkatkan usaha mencerdaskan rakyat.
Suwardi Suryaningrat penulis brosur berjudul “Als I keen Nederlander was”. Tjipto menulis dalam “De Express” artikel ”Kracht of Vres” (kekuatan dan ketakutan). Pemerinta Belanda gempar, Tjiptio Mangunkusumo, Suwardi Suryaningrat, Abdoel Moeis dan Wignyadisastra ditangkap dan dipenjarakan. Douwes Dekker yang baru pulang dari negeri Belanda menulis karangan yang menyanjung Tjipto dan Suwardi sebagai pahlawan. Tulisan itu menjadi alasan pemerintah menangkap dan menahannya, Abdoel Moeis dan Wignyadisastra dibebaskan tetapi Suwardi, Tjipto dan Douwes Dekker dibuang dan berdasarkan permintaan yang bersangkutan dibuang ke Belanda. Selama berada di Belanda, Douwes Dekker berhasil mendapatkan Akte Guru Eropa. Pada waktu agresi Belanda akhir 1948, Douwes Dekker ditangkap di Kaliurang, kemudian dipenjara di Wirogunan, Yogyakarta dan tanggal 2 Desember 1948 dipindahkan ke Jakarta dan setelah pengakuan kedaulatan RI dibebaskan.
Nilai Kepribadian Luhur yang Dimiliki
Salah satu putra terbaik bangsa, padahal seorang indo – yang pertama kali mencanangkan semboyan Indie Los Van Holland Indonesia lepas dari Belanda. “Penyakit Internasional” sebutan yang diberikan Belanda dan ”Bapak Nasional” menurut Ir. Soekarno ini selama 40 tahun berjuang melalui goresan tintanya, 17 tahun dipenjara di Belanda.