Andi Abdullah Bau Massepe
Andi Abdullah Bau Massepe anggota Organisasi Politik Sudara (Sumber Daya Rakyat). September 1945 dalam menghadapi Indonesia Merdeka di Pare-Pare, Andi Abdullah Bau Massepe dan teman-temannya merubah Organisasi Sudara menjadi BPRI (Badan Penunjang Republik Indonesia) dan Andi sebagai Ketua Umum.
Dadan ini sebagai pendukung Proklamasi dan sebagai wadah perjuangan mempertahankan proklamasi. Di Pare-Pare dibentuk KNI dipimpin Andi Abudllah Bau Massepe, KNI berubah menjadi PKRS (Pusat Keselamatan Rakyat Sementara). DR. Samratulangi, Gubernur Sulawesi Raya mendukungnya, juga Andi Abdullah Bau Massepe mendukung Pemerintah Republik Indonesia dan bersumpah setia di belakang Republik, KNI mengadakan rapat di pelosok membangkitkan semangat juang.
Andi Abdullah Bau Massepe memimpin perjuangan dalam bidang politik, dan militer dengan jalan memelihara keamanan, mengumpulkan senjata, membeli dan merampas senjata dari Jepang, menyusun strategi dan sabotase serta mengumpulkan pemuda untuk memutuskan jalan yang biasa dilalui Belanda.
Serangan dimulai pada Januari 1946, dikirim kurir ke Jawa. Andi Abdullah Bau Massepe diangkat sebagai Kolonel Kehormatan oleh Presiden Soekarno dan minta dikirim senjata dari Jawa, hal ini tercium oleh Belanda maka Andi Abdullah Bau Massepe ditangkap oleh KNI. Pada bulan Agustus 1946 dipenjara selama 1 minggu. Andi Abdullah Bau Massepe ditembak pasukan Westerlaing, tanggal 2 Februari 1947 sesudah ditahan 160 hari, ditangkap bulan Agustus 1946 dan wafat 10 hari sesudah Konferensi Patjekke.
Nilai Kepribadian Luhur yang Dimiliki
Perjuangan Andi Abdullah Bau Massepe dilakukan dengan berbagai cara meliputi bidang politik dan militer. Diangkat sebagai Panglima Pertama TRI Divisi Hasanuddin dengan pangkat Letnan Jendral.
Bukan Sekadar Nama Jalan, Ini Kisah Perjuangan Pahlawan Nasional Bau Massepe
Bedah buku biografi Letjen TNI Andi Abdullah Bau Massepe di Islamic Center, Parepare, Kamis (8/8/2019).
Bau Massepe cukup dikenal di Parepare. Namun, banyak yang mengenalnya sebatas nama jalan akibat kurangnya literatur dan kajian tentang pahlawan.
Pembina Yayasan Andi Abdullah Bau Massepe, Andi Pamadengrukka Mappanyompa mengatakan, Sulsel sebenarnya punya banyak pahlawan. Namun, kurang dikenal karena minimnya literatur.
Makanya, dia menyambut baik terbit buku biografi pahlawan nasional Letjen TNI Andi Abdullah Bau Massepe. Buku itu dibedah di Gedung Islamic Centre, Parepare, Kamis (8/8/2019).
“Provinsi Sulawesi Selatan memiliki banyak pahlawan nasional. Sudah ada 10 sampai saat ini, mulai dari barat sampai ke timur, utara ke selatan. Terakhir ini, kita sedang memperjuangkan Jenderal M Jusuf dan Andi Makkasau sebagai pahlawan nasional tahun depan,” kata Andi Pamadengrukka.
Andi Pamadengrukka menambahkan, buku ini bukan untuk membesar-besarkan sosok pahlawan nasional. Tujuan utamanya, agar generasi muda dapat mempelajari nilai-nilai kepahlawanan serta semangat perjuangan dari Bau Massepe yang mati di usia muda, 29 tahun.
Kala itu, Bau Massepe melawan pasukan Hindia Belanda di bawah komando Westerling di Parepare.
Kepala Kesbangpol, Salim Sultan yang mewakili wali kota juga mengapresiasi buku itu. Dia berharap kehadiran buku tersebut menambah pemahaman generasi muda tentang sejarah perjuangan bangsa ini.
Bedah buku ini dirangkaikan pameran foto-foto perjuangan dan tokoh-tokoh pejuang dari Kota Parepare. Foto-foto itu dokumentasi Yayasan Makkarumpa dan keluarga Andi Abdullah Bau Massepe.
Bedah buku itu juga menghadirkan penulis H Abd Qahar Dg Patangnga, dosen Ilmu Sejarah Unhas Suryadi Mappangara, lalu Andi Makmur Makka dari Habibie Center. Bedah buku dipandu moderator AM Nur Bau Massepe.
Suryadi Mappangara mengatakan bahwa dia memilih jurusan ilmu sejarah karena sewaktu kecil SD sampai SMA di Malaysia, dia membaca buku sejarah. Dia mendengar kehebatan dan keberanian raja-raja Bugis-Makassar yang disegani. Serta perjuangan yang gagah berani dari pahlawan nasional yang berasal dari Sulawesi Selatan.
Peserta bedah buku, Yuhwan dari SMA Negeri 5 Parepare mengatakan, generasi muda bukannya tidak peduli dengan sejarah dan tokoh pahlawan.
Menurutnya, pemerintah minim membangun prasarana pendidikan tentang sejarah, seperti tidak adanya museum sejarah yang dibangun di Parepare.
Dia berharap adanya prasarana dan media pembelajaran akan sejarah penting bagi generasi muda. Tujuannya, agar pendidikan sejarah lebih menarik dan dapat meningkatkan minat belajar sejarah generasi muda.
Bedah buku ini dihadiri kurang lebih 250 orang. Mulai dari unsur ormas, perwakilan SMK dan SMA, hingga guru-guru sejarah. Termasuk guru sejarah dari Makassar.
Hadir pula keluarga besar Andi Abdullah Bau Massepe, antara lain putrinya Andi Fatimah Dala We Toeng dan Andi Dala Uleng yang juga Datu Suppa XXX. Ada juga cucu dan cicitnya.
Beberapa foto sejarah ditampilkan dalam pameran itu. Ada foto-foto para pejuang Kota Parepare seperti Andi Makkasar, Andi Mappanyukki, Andi Pangerang Pettarani, dan Andi Abdullah Bau Massepe sendiri.
Sumber: http://news.rakyatku.com/read/160315/2019/08/08/bukan-sekadar-nama-jalan-ini-kisah-perjuangan-pahlawan-nasional-bau-massepe