Zainul Arifin, K.H
Zainul Arifn sudah merantau ke Jkaarta dan bekerja di Kotapraja, selama 15 tahun. Sejak usia belia masuk dan dibesarkan Nahdatul Ulama (NU) kemudian mengembangkan NU Cabang Jakarta bersama Jamaludin Malik. Masa pendudukan Jepang mendji Kabg Umum Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi). Jepang mengizinkan Masyumi membentuk pasukan Hizbullah, yang bersifat militer, Zainul Arifin dipilih sebagai pimpinannya. Rencana jepang untuk melibatkan Masyumi dalam gerakan romusha dapat digagalkan. Setelah proklamasi kemerdekaan dan dalam mempertahankannya, Zainul Arifin tetap memegang pimpinan Hizbullah. Disamping itu duduk sebagai anggota Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) kemudian dipilih sebagai Badan Pekerja (BP) KNIP. Pada saat terbentuknya Tentara Nasional Indonesia (TNI) Zainul Arifin diangkat menajdi Sekretaris Pimpinan TNI. Pada tanggal 19 Desember 1948 Belanda melancarkan agresi kedua. Ibukota RI Yogyakarta diduduki, pemimpin RI ditangkap dan diasingkan. Saat itu pemerintah RI pusatmemberikan kuasa kepada Syafrudin Prawiranegara SH yang sedang berada di Sumatera untuk memimpin Pemerintah Darurat RI (PDRI). Di Jawa dibentuk komisaris PDRI yang bergerak secara gerilya. Zainul Arifin ikut aktif bergerilya di berbagai daerah. Setelah pengakuan kedaulatan RI (1950) Zainul Arifin ditunjuk presiden untuk duduk dalam DPRS sampai Juli 1953. Kemudian dalam kabinet parlementer (30 Juli 1953) ditumjuk menjadi Wakil Perdana Menteri II (Agustus 1955). Setelah tidak bertugas di kabinet duduk kembali sebagai anggota DPR dan selanjutnya dipilih sebagai Wakil Ketua DPR sampai Juli 1959. Pada waktu Dekrit Presiden 5 Juli 1959, Zainul Arifin disumpah sebagai anggota DPR berdasarkan UUD 1945, selanjutnya dibentuk DPRGR Zainul Arifin ditunjuk menjdi Ketua DPRGR dari tahun 1960-1963.
NIlai Kepribadian Luhur yang Dimiliki
Seorang ulama yang sangat bersahaja dan autodidak sejati, tak berpendidikan militer, tapi diangkat sebagai komandan pasukan Hizbullah yang bersifat militer, diplomat yang taat beribadah, berbakti pada orang tua, demokratis, toleransi dan siap dikritik.