Radin Inten II
Dalam usianya yang sangat muda (16 tahun), Radin Inten II disumpah sebagai Ratu di Lampung pada tahun 1850. Tahun 1850 Radin Inten II dibujuk Belanda akan diampuni dan disekolahkan tapi menolak mentah-mentah. Tahun 1851 Belanda mengirimkan pasukan ke Lampung dengan kekuatan lebih kurang 400 orang ditambah lagi dengan pasukan bantuan untuk merebut benteng pasukan Radin Inten II di Merambung, tapi pasukan Belanda dapat dihancurkan.
Kemenangan Radin Inten II ini makin mengobarkan semangat perlawanan rakyat Lampung.perlawanan rakyat Lampung pimpinan Radin Inten II tidak dapat dikendalikan oleh kekuatan militer Belanda di Lampung. Bahkan bantuan dari Pulau Jawa pun berulang kali gagal. Belandna mulai cemas karena pengaruh perlawanan Radin Inten II meluas ke daerah Banten dan lain-lain.
Tahun 1856 pemerintah Belanda mengirimkan pasukan ekspedisi pimpinan Kolonel Waleson yang dibantu oleh Mayor Nata, Mayor Van Oostade, dan Mayor AW. Weitzel ke Lampung, tetapi tetap saja gagal untuk menangkap dan membinasakan Radin Inten II. Kemudian pasukan Radin Inten II melancarkan perlawanan dengan perang gerilya sehingga membingungkan Belanda. Selama 6 tahun terus menerus melawan Belanda tanpa henti.
Belanda dengan politik devide et impera-nya memperalat seorang bawahan Radin Inten II bernama Radin Ngerapat untuk menangkap Radin Inten II hidup atau mati. Oleh karena pengkhianatan yang dilakukan, Radin Ngerapat melalui suatu pertemuan, secara tiba-tiba Radin Inten II disergap oleh serdadu Belanda yang bersenjata lengkap. Akibat pertempuran tersebut, maka Radin Inten II gugur pada tanggal 5 Oktober 1856.
Nilai Kepribadian Luhur yang Dimiliki
Kusuma bangsa ini gugur karena pengkhianatan kerabatnya sendiri dan kelicikan Belanda. Namun sejarah tetap mencatat kegagahberanian dan tekad bulatnya dalam melawan Belanda. Salah seorang pahlawan yang membuat belanda kebingungan dan kewalahan.