Menu

117 Tahun Mohammad Natsir: Meneladani Warisan Kesederhanaan dan Kepemimpinan Sejati

Jakarta 17 Juli 2025

Tepat hari ini, bangsa Indonesia memperingati 117 tahun kelahiran Mohammad Natsir (17 Juli 1908 – 17 Juli 2025), seorang negarawan sejati yang jejak langkah dan pemikirannya terus hidup dalam sejarah perjuangan dan pembangunan negeri.

Warisan dan Pengaruh

Tokoh kelahiran Alahan Panjang, Sumatera Barat ini meninggalkan warisan luar biasa. M. Natsir juga penulis produktif dengan lebih dari 63 buku yang mendokumentasikan pemikiran dan pengalamannya. Ia merupakan salah satu salah satu tokoh yang mendukung dan menganjurkan pendirian bank syariah di Indonesia. Pemikiran dan gagasan M. Natsir tentang ekonomi Islam dan perbankan syariah memiliki pengaruh penting dalam konteks perkembangan perbankan syariah di Indonesia. Dalam peringatan 117 tahun ini, Dewan Dakwah menyelenggarakan serangkaian acara: mulai dari pembacaan doa, pidato kenangan, peluncuran buku dan film, hingga pameran khusus yang merefleksikan peran penting Natsir dalam perjalanan dakwah dan kebangsaan Indonesia.

Tak hanya di dalam negeri, pengaruh Natsir juga menembus batas negara. Ia pernah menjalin kerja sama dengan Raja Faisal dari Arab Saudi, yang membuka peluang pendidikan tinggi bagi kader muda Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII)—organisasi yang didirikannya pada tahun 1967. Hasilnya, sejumlah kader berhasil menempuh studi dan menjadi lulusan perguruan tinggi di Timur Tengah, seperti di Riyadh, Madinah, Makkah, dan Kuwait.

Karakter dan Keteladanan

Kehidupan sehari-hari Natsir adalah cerminan dari kesederhanaan, kerendahan hati, dan pengorbanan. Dalam sebuah kisah, Natsir kerap menjawab telepon sendiri, tanpa perantara sekretaris, sebagai wujud kedekatannya dengan masyarakat. Meski memiliki harta dalam jumlah besar, ia justru mewakafkannya kepada Yayasan Kapital Selekta, bukan untuk keluarganya sendiri—sebuah teladan tentang keikhlasan dan tanggung jawab sosial.

Natsir juga dikenal sebagai seorang pendidik yang tak mengejar keuntungan pribadi. Meski hanya lulusan sekolah menengah, ia memilih menjadi guru tanpa gaji daripada mengambil pekerjaan pemerintah yang menjanjikan gaji besar.

Kecendekiaan dan Spiritualitas

Kemampuan membaca dan menulis Natsir sangat luar biasa. Ia dikenal membaca ribuan buku dan menulis puluhan ribu halaman. Surat-menyuratnya meluas hingga ke pelosok negeri bahkan luar negeri, sering menggunakan bahasa “pandasi” yang mendalam dan filosofis. Dalam debat pun, ia mengedepankan ketulusan dengan memakai nama samaran “Mukhlis” (yang tulus), dan tetap menyumbangkan pembangunan masjid dan sekolah meski dalam keadaan serba kekurangan.

Keluarga dan Warisan yang Diteruskan

Generasi penerus Natsir, mulai dari cucu hingga cicitnya, melanjutkan perjuangan sang kakek melalui kegiatan Yayasan Kapital Selekta dan hubungan aktif dengan Dewan Dakwah. Beberapa di antaranya telah menyelesaikan pendidikan tinggi, bahkan melanjutkan hingga tingkat magister, menjadi wujud keberlanjutan visi pendidikan dan dakwah yang diwariskan Natsir.

Diplomasi dan Kepemimpinan

Hubungan erat: M Natsir bersama Syeikh Muhammad Amin Al-Husaini (Mufti Palestina) dan Hassan Al- Hudaibi adalah Mursyid Am Ikhwanul Muslimin / Foto : https://hidayatullah.com/

Natsir juga dikenal karena kepiawaiannya dalam diplomasi. Pada tahun 1968, ia mampu meyakinkan pemerintah Jepang untuk membantu pemerintahan Orde Baru, meski saat itu ia sendiri sedang berada dalam kondisi pribadi yang sulit. Kantornya pada tahun 1980-an digambarkan seperti kantor ekspor-impor yang sibuk—cermin dari luasnya jejaring dan pengaruhnya.

Pendidikan dan Mentoring

Dididik oleh para tokoh besar seperti Agus Salim, Ahmad Hassan, dan Syaikh Surkati, Natsir tumbuh menjadi figur yang haus akan ilmu dan siap berjuang untuk mendapatkannya, bahkan dengan pengorbanan pribadi. Nasihat-nasihatnya kepada kader dan anak-anaknya selalu konsisten, mencerminkan keteguhan prinsip dalam membentuk generasi penerus bangsa.

Dengan memperingati 117 tahun Mohammad Natsir, kita tidak hanya mengenang sejarah, tetapi juga merenungkan kembali nilai-nilai luhur tentang integritas, ilmu, dan pengabdian. Semoga warisan Natsir menjadi inspirasi abadi bagi bangsa Indonesia dalam membangun masa depan yang lebih bermartabat

Kini, dalam peringatan 117 tahun kelahiran Mohammad Natsir, kisah hidupnya akan diangkat ke layar lebar. Erick Yusuf, selaku produser eksekutif yang ditunjuk Dewan Dakwah dan keluarga, menegaskan pentingnya menjaga akurasi sejarah dan menyampaikan nilai keteladanan Natsir secara jujur dan estetis di film tersebut.

 

 

 

 

Youtube : https://youtube.com/live/MgNzsPYIH9Y?feature=share

Sumber :
– Keluarga

– Komunikasi & Publikasi IKPNI

IKATAN KELUARGA PAHLAWAN NASIONAL INDONESIA

Meneguhkan Persatuan Bangsa yang Berdaulat, Adil, dan Makmur

WEB TERKAIT

Informasi

Hubungi Kami

Kementerian Sosial, Gedung C, Lantai Dasar
Jl. Salemba Raya No. 28, Jakarta Pusat
IKPNI.com merupakan situs resmi yang diakui oleh Ikatan Keluarga Pahlawan Nasional Indonesia. Seluruh konten serta opini dalam situs ini berdasarkan fakta-fakta yang tersedia, namun tidak mewakili pendapat Inspira Mediatama. Konten dalam situs ini sebaiknya tidak dijadikan dasar oleh pembaca dalam mengambil keputusan komersial, hukum, finansial, atau lainnya. Pada artikel yang sifatnya umum, pembaca disarankan mencari pendapat dari profesional sebelum menanggapi dan mengoreksi konten informasi yang dipublikasi jika mungkin tidak sesuai dengan pandangan pembaca. Publisher tidak bertanggung jawab atas kesalahan atau kelalaian yang tayang, bagaimanapun disebabkan. Website ini dibuat untuk IKPNI dengan hak cipta. Kepemilikan merek dagang diakui. Dilarang menyalin, menyimpan, atau memindahkan dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis dari publisher.