Wage Rudolf Soepratman
Sejak orang tuanya meninggal WR. Suprtaman diasuh kakaknya yang bersuami serdadu KNIL bernama W.M Van Eldik di Jkaarta dan tahun 1914 pindah ke Makassar. WR. Supratman belajar main biola dari kakak iparnya yang pemusik dan dimasukkan dalam band “ Black White Jass band “ dan langkah awal WR. Supratman sebagai pemusik. Di samping itu bekerja di Kantor Pengacara Mr. Schulten, seorang Indo Belanda yang menaruh perhatian pada Pergerakan Kebangsaan Indonesia. Melalui surat kabar WR. Supratman mengikuti pergerakan bangsanya dan beniat ikut membaktikan dirinya kepada bangsa dan tanah air. Untuk itu WR. Supratman berangkat ke Surabaya, Cimahi kemudian Bandung dengan menjinjing biolanya. Di Bandung bekerja sebagai wartawan pada surat kabar “Kaum Muda”. Makin akrab dengan pemimpin pergerakan sehingga makin tertarik pada perjuangan. Tahun 1925 pindah ke Jakarta dan bekerja pada kantor berita “ Alpena” pindah ke “Sin Po” dan diserahi tugas menulis berita tentang pergerakan Indonesia. WR. Supratman sering datang di pusat kegiatan pemuda Jalan Kramat Raya 106 Jakarta. Di sini bertemu dan berbincang dengan tokoh pergerakan pemuda antara lain Muh Yamin, Soegondo Joyosugito, Mr. Sunario dan sebagainya. Tanggal 30 April smapai 2 Mei 1928 diselenggarakan Kongres pemuda ke I, yang berbunyi “ Rakyat Indonesia bersatulah”. Konres serta seruan tersebut yang mengilhami WR. Supratman di dalam menciptakan lagu perjuangan. Pada Kongres Pemuda Ke II yang diselenggarakan 27-28 Oktober 1928 di Jakarta berhasil menetapkan “Sumpah Pemuda”. Tanpa direncanakan WR. Supratman menyumbangkan lagu ciptaannya yaitu “Indonesia Raya” dimainkan dalam biola tunggala yan mendapat sambutan dan antusias luar biasa dari segenap hadirin . Dalam Kongres Partai Nasional Indonesia ke II tahun 1929 diputuskan bahwa lagu “Indonesia Raya” diakui sebagai Lagu kabangsaan. Sebaliknya lagu tersebut merupakan momok bagi Pemerintah Kolonial sehingga lagu tersebut dilarang dinyanyikan. Gubernur Jenderal De Graef mengeluarkan edaran agar segenap pegawai pemerintah harus bersikap netral dan tidak ikut menghormati lagu “ Indonesia Raya”. Lagu-lagu lain gubahan Supratman antara lain Bendera Kita, Pandu Indonesia, Raden ajeng Kartini serta lagu di Timur Matahari yang digubahnya semalam suntuk. Tanggal 7 Agustus 1938, tiba-tiba polisi menangkapnya dengan tuduhan membantu Jepang. Setelah kejadian tersebut kesehatannya menurun, pada tanmggal 17 agustus 1983 wafat.
Nilai Kepribadian Luhur yang Dimiliki
Patriot Bnagsa yang pernah sekolah guru dan berfrofesi sebagai wartawan ini memiliki talenta musik yang luar biasa. Berbekal sebuah biola dan cinta tanah airnya telah menciptakan II lagu perjuangan dan lagu kebangsaan yang fenomenal, “Indonesia Raya”. Sampai saat ini, setelah 78 tahun syair dan musiknya tetap Berjaya dan berkumandang di bumi ibu pertiwi.