
Hari Bhakti Postel
Hari Bhakti Postel ditandai dengan perebutan Jawatan PTT (Pos, Telegraf, dan Telepon) oleh Angkatan Muda PTT dari tangan militer Jepang yang telah menguasai PTT sejak zaman pendudukan mereka di Indonesia.
Upaya perebutan itu telah sejak 3 September 1945 ketika penggeraknya, Soetoko melakukan pertemuan yang dihadiri oleh Soetoko, Slamet Soemari, Joesoef, Agoes Salmann, Nawawi Alif, dan beberapa pemuda lainnya. Untuk mengambil alih kekuasaan, dalam pertemuan tersebut disepakati bahwa Kantor Pusat Jawatan PTT sudah harus dikuasai paling lambat pada akhir September 1945.
Jawatan PTT berhasil dikuasai setelah melalui berbagai perundingan dengan Jepang hingga siap angkat senjata untuk menguasai kantor Jawatan PTT. Setelah Jepang menyerahkan kekuasaan, Soetoko dan AM PTT memilih Mas Soeharto sebagai ketua dan R. Dijar sebagai wakil ketua.