Menu
PAHLAWAN NASIONAL

Tengku Amir Hamzah

Berdasarkan: Keppres No. 106/TK/TH. 1975, 3 November 1975

“Sumpah Pemuda” tahun 1928 antara lain direalisasikan melalui peleburan berbagai perhimpunan pemuda menjadi Indonesia Muda (IM). Ketika di AMS, Amir Hamzah menjadi Ketua Indonesia Muda cabang Solo. Saat di RHS Jakarta mejadi tim Redaksi Majalah Pujangga Baru. Banyak karangannya yang dimuat dalam majalah tersebut.

Selain menulis kisah tentang kehidupan istana, juga kehidupan rakyat jelata, dan pakar penggubah syair seperti Nyanyi Sunyi, Amiz Hamzah menerjemahkan syair-syair Tiongkok, India, Persia seperti Setanggi Timur dan Buah Rindu. Semua karangannya tidak satupun menggunakan bahasa asing. Karya sastranya mempunyai keindahan yang tahan uji dan akan menjadi warisan yang sangat berharga untuk dipelajari dan ditelaah oleh angkatan sekarang dan akan datang.

Amir Hamzah tidak mencapai akhir studinya, hanya sampai Sarjana Muda Hukum. Akhirnya pulang ke Tanjungpura dan kembali kepada Kesultanan Langkat dengan mendapat gelar kehormatan Tengku Pangeran Indrapura dan menjabat pekerjaan Kepala Luhak Langkat Hilir, Langkat Hulu dan lain-lainnya. Dalam jabatannya itu berkesempatan menyelenggarakan perpustakaan dan pendirikan rakyatnya, dan sering memberikan ceramah tentang sastra dan kebudayaan.

Pada jaman Jepang terpilih sebagai anggota Balai Bahasa Indonesia di Medan yang antara lain menciptakan istilah-istilah modern. Pada jaman kemerdekaan, Amir Hamzah diangkat menjadi Asisten Residen Langkat. Sejak proklamasi memang giat mempertahankan kemerdekaan. Akhirnya pada bulan Maret 1946 di Sumatera Timur terjadi revolusi sosial yang digerakkan oleh golongan kiri terhadap para bangsawan, Amir Hamzah menjadi korban pertama diantara keluarga Kesultanan Langkat, Amir Hamzah gugur ketika masih memegang jabatan resmi sebagai Asisten Residen Langkat.

Nilai Kepribadian Luhur yang Dimiliki

Seorang republikan, sastrawan dan budayawan yang sangat besar jasanya melalui talenta yang dimilikinya. Syair, prosa dan puisinya tetap menyentak rasa, menusuk hati, indah didengar sejak dulu hingga kini sesudah pengarangnya gugur 60 tahun yang lalu dalam revolusi sosial golongan kiri. Karya-karya dengan seribu makna tetap abadi dan diabadikan dalam kesusateraan Indonesia.

IKATAN KELUARGA PAHLAWAN NASIONAL INDONESIA

Meneguhkan Persatuan Bangsa yang Berdaulat, Adil, dan Makmur

WEB TERKAIT

Informasi

Hubungi Kami

Kementerian Sosial, Gedung C, Lantai Dasar
Jl. Salemba Raya No. 28, Jakarta Pusat
IKPNI.com merupakan situs resmi yang diakui oleh Ikatan Keluarga Pahlawan Nasional Indonesia. Seluruh konten serta opini dalam situs ini berdasarkan fakta-fakta yang tersedia, namun tidak mewakili pendapat Inspira Mediatama. Konten dalam situs ini sebaiknya tidak dijadikan dasar oleh pembaca dalam mengambil keputusan komersial, hukum, finansial, atau lainnya. Pada artikel yang sifatnya umum, pembaca disarankan mencari pendapat dari profesional sebelum menanggapi dan mengoreksi konten informasi yang dipublikasi jika mungkin tidak sesuai dengan pandangan pembaca. Publisher tidak bertanggung jawab atas kesalahan atau kelalaian yang tayang, bagaimanapun disebabkan. Website ini dibuat untuk IKPNI dengan hak cipta. Kepemilikan merek dagang diakui. Dilarang menyalin, menyimpan, atau memindahkan dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis dari publisher.
Kilas Sejarah Hari Ini
11 September 1811

Perang Jawa Inggris – Belanda

Untuk mengantisipasi kemungkinan adanya serangan Inggris, Gubernur-Jendral Hindia Belanda, Herman Willem Daendels memperkuat pulau Jawa. Ketakutan itu terbukti, pada 1810, sebuah ekspedisi Perusahaan Hindia TImur Britania yang kuat di bawah Gilbert Elliot, Gubernur-Jendral India merebut Pulau Reunion dan Mauiritius milik...

Selengkapnya...
Perang Jawa Inggris – Belanda ( 11 September 1811 )
1
"Hallo, Admin. Website IKPNI."
Powered by