Soeroso, R.P
Tahun 1912 ketika duduk di bangku Kweek School kelas 6 pernah mempimpin pemogokan siswa protes terhadap tindakan Kepala Sekolah (seorang Belanda) yang menghina bangsa Indonesia. Akibatnya Soeroso dipecat dari sekolah tersebut.
Tahun 1917 berhasil memperjuangkan nasib para pemilik warung pribumi pinggir jalan Probolinggo agar tidak dibongkar. Sebagai Dewan Gemeente Probolinggo membela kepentingan pribumi yaitu penerangan listrik, air minum, jalan-jalan kampung dan sebagainya.
Tahun 1921 sebagai Ketua Personil Pabrik Bon Daerah Mojokerto, memimpin pemogokan buruk di pabrik gula di Mojokerto milik orang Belanda. Tahun 1921-1923 di Kabupaten Sidoarjo. Mojokerto dan Jombang berhasil memperjuangkan kaum tani sebagai pengolah tanah dalam menghadapi tindakan semena-mena dari pabrik gula.
Tahun 1924 sebagai anggota Volksraad berhasil menolak pajak Landrente di Sumatera Barat. Ketika seorang pejabat Jepang di Magelang mengumpulkan 400 orang bekasi KNII untuk dijadikan perawat dalam PMI dibubarkan karena pada hakikatnya hal itu sebagai persiapan kekuatan bersenjata untuk menyerang Republik Indonesia.
Pada saat rakyat menaikkan bendera merah putih di Gunung Tidar, Jepang menghalangi, keadaan menjadi panas dan Jepang menembak hingga 2 pemuda menjadi korban. Rakyat makin panas dan Soeroso segera datang dan menenangkan rakyat yang akan menyerbu markas Jepang. Kemudian Soeroso pergi ke Jenderal Tanaka untuk meminta menghukum Kempetai, dan Jenderal Tanaka memenuhi permintaan itu. Lalu ikut bergerilya di daerah Tawangmangu sampai Ngrambe. Sebagai Menteri Perburuhan tahun 1950 Soeroso menghentikan pemogokan buruh perkebunan yang jumlahnya puluhan ribu akhirnya dapat diselesaikan dengan baik, kurang lebih 7 hari kemudian para buruh mendapat kenaikan upah dan tambahan jatah pangan sesuai tuntutannya.
Sebagai ketua Panitia Desentralisasi dan Otonomi Daerah, berhasil menyelesaikan tugas menyusun RUUP tentang Pemerintah Daerah dan meninjau kembali perimbangan keuangan dan menyusun rancangan pemerintah desa. Perintis dan pengatur program transmigrasi dengan membuka hutan di daerah Metro, Sumatera pada saat menjadi Menteri Sosial dan pencetus serta pendiri Koperasi Pegawai Negeri dari tingkat pusat sampe daerah. Pendiri Yayasan Rumah Sakit Fatmawati dengan menyediakan tanah seluar 44 hektar dan perintis pembangunan rumah pegawai negeri sebanyak 188 buah rumah pada tahun 1972.
Nilai Kepribadian Luhur yang Dimiliki
Kusuma bangsa yang cerdas, tangkas dan selalu tuntas menyelesaikan masalah. Pelopor dan perintis berbagai kegiatan yang manfaatnya sangat dirasakan langsung oleh rakyat kecil. RP Soeroso memiliki kemauan dan kemampuan yang jarang dimiliki oleh orang lain. Jasa-jasanya sungguh tak ternilai.