Menu
PAHLAWAN NASIONAL

Ratu Kalinyamat

Berdasarkan: Keppres No. 115/TK/Tahun 2023, 6 November 2023

Ratu Kalinyamat: Pejuang Perempuan dari Jepara

Latar Belakang dan Kehidupan Awal

Ratu Kalinyamat, yang memiliki nama asli Retna Kencana, merupakan salah satu tokoh perempuan paling berpengaruh dalam sejarah Nusantara (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 2023). Ia lahir dari keluarga bangsawan Kesultanan Demak dan merupakan putri Sultan Trenggana, seorang pemimpin besar dalam sejarah Islam di Jawa. Sebagai seorang putri kerajaan, Retna Kencana menerima pendidikan yang luas dalam bidang pemerintahan, strategi militer, dan agama Islam, yang kemudian membentuk karakter kepemimpinannya (Lombard, 1996).

Sejak muda, ia dikenal sebagai sosok yang cerdas, berani, dan memiliki wawasan luas. Ia menikah dengan Sultan Hadlirin, seorang penguasa Jepara. Namun, suaminya tewas akibat persekongkolan politik yang melibatkan Arya Penangsang, Adipati Jipang (Ricklefs, 2008). Tragedi ini mendorong Retna Kencana untuk bersumpah menegakkan keadilan dan memperjuangkan kedaulatan rakyatnya. Setelah peristiwa itu, ia dikenal sebagai Ratu Kalinyamat dan memimpin Jepara dengan tekad yang kuat.

Perjuangan Melawan Penjajah

Sebagai pemimpin Jepara, Ratu Kalinyamat dikenal sebagai penguasa yang tangguh dan berani dalam menghadapi kekuatan asing. Pada pertengahan abad ke-16, dominasi Portugis di perairan Nusantara menjadi ancaman bagi kerajaan-kerajaan Islam di kawasan tersebut. Ratu Kalinyamat bertekad untuk melawan kekuatan kolonial ini dengan mengerahkan armada perangnya (De Graaf & Pigeaud, 1985).

Pada tahun 1551, ia mengirim ekspedisi militer besar ke Malaka untuk membantu Kesultanan Johor dalam menghadapi Portugis (Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, 2023). Meskipun serangan ini belum membuahkan hasil yang diharapkan, kekuatan armada Jepara yang dipimpinnya menunjukkan keberanian dan ketangguhan pasukan maritim Nusantara.

Tahun 1574, Ratu Kalinyamat kembali mengirim ekspedisi militer ke Malaka. Kali ini, ia mengerahkan lebih dari 300 kapal dan sekitar 15.000 prajurit, menjadikannya salah satu ekspedisi maritim terbesar dalam sejarah Indonesia (Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia, 2023). Meskipun serangan ini belum berhasil mengusir Portugis sepenuhnya, keberanian dan kegigihan Ratu Kalinyamat membuatnya dijuluki oleh penulis Portugis Diego de Conto sebagai “Rainha de Jepara senhora Poderosa e rica,” yang berarti “Ratu Jepara yang perkasa dan kaya.”

Selain menghadapi Portugis, Ratu Kalinyamat juga berperan dalam menentang dominasi asing lainnya di Nusantara. Ia mendukung perlawanan terhadap kekuatan kolonial dengan menjalin hubungan diplomatik dengan kerajaan-kerajaan lain yang memiliki visi serupa dalam menjaga kedaulatan wilayah mereka (Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2023).

Kepemimpinan dan Warisan

Di luar kiprahnya dalam dunia militer, Ratu Kalinyamat juga dikenal sebagai pemimpin yang bijaksana dan visioner dalam mengembangkan perekonomian dan kebudayaan Jepara. Ia mendorong perkembangan industri ukiran kayu yang hingga kini menjadi ciri khas daerah tersebut. Selain itu, ia memperkuat hubungan dagang dengan berbagai kerajaan di Nusantara dan mancanegara, menjadikan Jepara sebagai pusat perdagangan dan maritim yang kuat (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 2023).

Di bawah kepemimpinannya, Jepara berkembang menjadi wilayah yang makmur dan strategis dalam perdagangan internasional. Ia juga dikenal sebagai pemimpin yang adil dan peduli terhadap kesejahteraan rakyatnya, sebuah warisan yang terus dikenang dalam sejarah Indonesia.

Akhir Hayat dan Pengaruh dalam Sejarah

Ratu Kalinyamat wafat sekitar akhir abad ke-16, meninggalkan jejak kepemimpinan yang inspiratif bagi generasi berikutnya. Keberaniannya dalam melawan kekuatan asing serta kontribusinya dalam membangun Jepara menjadikannya simbol perjuangan perempuan di Nusantara.

Referensi

  1. Ricklefs, M. C. (2008). Sejarah Indonesia Modern 1200-2008. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta.
  2. H.J. De Graaf & Th. Pigeaud. (1985). Kerajaan Islam Pertama di Jawa. Jakarta: Grafitipers.
  3. Lombard, Denys. (1996). Nusa Jawa: Silang Budaya. Jakarta: Gramedia.
  4. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. (2023). Peranan Ratu Kalinyamat dalam Sejarah Jepara. Jakarta: Direktorat Jenderal Kebudayaan.
  5. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. (2023). Ratu Kalinyamat Mampu Bangun Armada Sekelas Kapal Induk. Diakses dari https://jatengprov.go.id/beritadaerah/ratu-kalinyamat-mampu-bangun-armada-sekelas-kapal-induk/
  6. Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia. (2023). Nilai Kepahlawanan Ratu Kalinyamat Harus Menjadi Teladan Anak Bangsa. Diakses dari https://mpr.go.id/berita/Nilai-Kepahlawanan-Ratu-Kalinyamat-Harus-Menjadi-Teladan-Anak-Bangsa
  7. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga. (2023). Kontribusi Ratu Kalinyamat dalam Perjuangan Kemerdekaan Indonesia. Diakses dari https://ilmusyariahdoktoral.uin-suka.ac.id/id/liputan/detail/1290/kontribusi-ratu-kalinyamat-dalam-perjuangan-kemerdekaan-indonesia

IKATAN KELUARGA PAHLAWAN NASIONAL INDONESIA

Meneguhkan Persatuan Bangsa yang Berdaulat, Adil, dan Makmur

WEB TERKAIT

Informasi

Hubungi Kami

Kementerian Sosial, Gedung C, Lantai Dasar
Jl. Salemba Raya No. 28, Jakarta Pusat
IKPNI.com merupakan situs resmi yang diakui oleh Ikatan Keluarga Pahlawan Nasional Indonesia. Seluruh konten serta opini dalam situs ini berdasarkan fakta-fakta yang tersedia, namun tidak mewakili pendapat Inspira Mediatama. Konten dalam situs ini sebaiknya tidak dijadikan dasar oleh pembaca dalam mengambil keputusan komersial, hukum, finansial, atau lainnya. Pada artikel yang sifatnya umum, pembaca disarankan mencari pendapat dari profesional sebelum menanggapi dan mengoreksi konten informasi yang dipublikasi jika mungkin tidak sesuai dengan pandangan pembaca. Publisher tidak bertanggung jawab atas kesalahan atau kelalaian yang tayang, bagaimanapun disebabkan. Website ini dibuat untuk IKPNI dengan hak cipta. Kepemilikan merek dagang diakui. Dilarang menyalin, menyimpan, atau memindahkan dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis dari publisher.
Kilas Sejarah Hari Ini
1 Juli 1946

Hari Bhayangkara

1 Juli 1946 diperingati sebagai Hari Bhayangkara atau Hari Kepolisian Nasional yang menandai bersatunya Kepolisian Negara Indonesia. Sebelum Peraturan Presiden Nomor 11 tahun 1946 diterbitkan pada 1 Juli 1946, polisi di Indonesia masih terdiri dari kepolisian daerah dan terpecah-pecah.

Selengkapnya...
Hari Bhayangkara ( 1 Juli 1946 )