Menu
PAHLAWAN NASIONAL

Marthen Indey

Berdasarkan: Keppres No. 077/TK/TH. 1993, 14 September 1993

Sebagai anggota Polisi Hindia Belanda, Marthen Indey pernah ditugaskan mengawasi para Digulis di Tanah Merah. Justru disini mulai mendapat pengaruh nasionalisme. Dengan sekitar 30 orang anak buahnya, Indey merencanakan untuk menangkap aparat pemerintah Belanda di Digul tetapi gagal, dan Indey diangkut Belanda ke Australia. Ketika Jepang memasuki Irian, tahun 1944 kembali ke Irian bersama Sekutu dan mendapat tugas melatih Anggota Batalyon Papua yang dibentuk Sekutu untuk menghadapi Jepang. Walaupun tahun 1945-1947 menjadi aparat pemerintah Belanda sebagai Kepala Distrik Arso Yamay dan Wais, namun diam-diam Indey bergabung dengan kelompok Sugoro (bekas Digulis) yang bekerja sebagai Guru Sekolah Pamong Praja di Kota Nica.

Desember 1945, kelompok ini menyiapkan pemberontakan penumbangan kekuasaan Belanda dan merealisasikan proklamasi kemerdekaan Indonesia di Irian Barat, akan tetapi rencana mereka diketahui Belanda. Oktober 1946, Indey menjadi anggota Komite Indonesia Merdeka (KIM) pimpinan Dr. Gerungan di Hollandia Binmen, kemudian menjadi ketuanya. Namun KIM kemudian berganti nama menjadi Partai Indonesia Merdeka (PIM).

Dalam kedudukan sebagai ketua PIM, Indey memimpin delegasi yang terdiri atas 12 Kepala Suku menyampaikan protes terhadap maksud Belanda untuk memisahkan Irian Barat dari Indonesia. Indey mengimbau anggota militer yang bukan orang Belanda untuk melancarkan perlawanan terhadap Belanda. Akibatnya, Indey diawasi secara ketat. Kesempatan cuti ke Ambon dimanfaatkan Indey menghubungi kelompok pro Indonesia di Maluku. Indey ditangkap Belanda dan dipenjara selama 3 tahun. Sesudah tahun 1950, Indey tetap memelihara kontak dengan kelompok pro Indonesia yang melakukan gerakan bawah tanah. Persetujuan New York tanggal 15 Agustus 1962 mengakhiri Trikora dan Irian Jaya ditempatkan di bawah Pemerintah Sementara PBB (UNTEA).

Desember 1962, Indey ke New York untuk berjuang di PBB agar periode UNTEA dipersingkat dan Irian Jaya secepatnya dimasukkan ke dalam wilayah RI. Sesudah itu ke Jakarta menyampaikan Piagam Kota Baru kepada Presiden Soekarno yang berisi ketegasan tekad penduduk Irian Jaya untuk tetap setia kepada RI. Selama 1963-1968, Indey menjadi anggota MPRS mewakili Irian Jaya, di samping sebagai kontrolir diperbantukan pada Residen Jayapura, juga diangkat sebagai Mayor Tituler.

Nilai Kepribadian Luhur yang Dimiliki

Kedudukannya sebagai aparat Belanda tidak menyurutkan cintanya pada negara. Bahkan bangkit melawan Belanda. Kesempatan cuti dimanfaatkan untuk berjuang bagi negara.

IKATAN KELUARGA PAHLAWAN NASIONAL INDONESIA

Meneguhkan Persatuan Bangsa yang Berdaulat, Adil, dan Makmur

WEB TERKAIT

Informasi

Hubungi Kami

Kementerian Sosial, Gedung C, Lantai Dasar
Jl. Salemba Raya No. 28, Jakarta Pusat
IKPNI.com merupakan situs resmi yang diakui oleh Ikatan Keluarga Pahlawan Nasional Indonesia. Seluruh konten serta opini dalam situs ini berdasarkan fakta-fakta yang tersedia, namun tidak mewakili pendapat Inspira Mediatama. Konten dalam situs ini sebaiknya tidak dijadikan dasar oleh pembaca dalam mengambil keputusan komersial, hukum, finansial, atau lainnya. Pada artikel yang sifatnya umum, pembaca disarankan mencari pendapat dari profesional sebelum menanggapi dan mengoreksi konten informasi yang dipublikasi jika mungkin tidak sesuai dengan pandangan pembaca. Publisher tidak bertanggung jawab atas kesalahan atau kelalaian yang tayang, bagaimanapun disebabkan. Website ini dibuat untuk IKPNI dengan hak cipta. Kepemilikan merek dagang diakui. Dilarang menyalin, menyimpan, atau memindahkan dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis dari publisher.
1
"Hallo, Admin. Website IKPNI."
Powered by