Laksamana Malahayati
Malahayati merupakan perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Berbagai literatur mengatakan bahwa dia merupakan laksamana laut perempuan pertama di dunia. Keberaniannya melawan belanda dan Portugis pada abad ke-16 tidak bisa dilepaskan dari keluarganya yang merupakan bangsawan Aceh. Kakeknya, Laksamana Muhammad Siad Syah merupakan putra Sultan Salahuddin Syah yang memerintah Kesultanan Aceh pada 1530-1539. Sementara itu ayahnya, Mahmud Syah juga merupakan laksamana angkatan laut. Hal-hal tersebut diwariskan kepada Malahayati dalam hal semangat juang dan kecintaan terhadap angkatan laut.
Malahayati juga sempat mengenyam pendidikan militar di Akademi Militer Mahad Baitul Maqdis dimana dia juga menjalin hubungan dengan perwira senior yang menjadi suaminya yang kelak gugur saat bertempur dengan Portugis. Peristiwa tersebut memicunya untuk membentuk pasukan bernama Inong Balee. Sebuah pasukan yang prajuritnya terdiri dari para janda yang suaminya gugur dalam peperangan.
Pasukan ini berhasil menghancurkan pasukan Cornelis de Houtman pada 1599. Tidak berhenti di situ, pasukan Portugis pun dihantamnya. Laksamana Malahayati akhirnya gugur di Perairan Selat Malaka pada tahun 1606 setelah bertempur melawan pasukan Portugis. Jasanya dianggap besar bagi perjuangan Aceh yang menjadi bagian dalam sejarah panjang bangsa Indonesia.
Malahayati, Laksamana Muslimah Pertama di Dunia
Keumalahayati, juga dikenal sebagai Malahayati, adalah laksamana wanita pertama di dunia. Cerita dan prestasinya lebih dari sekadar mengesankan, berani, terhormat, sukses dan mengagumkan. Dia adalah teladan dan inspirasi bagi semua orang.
Sebuah kebetulan yang luar biasa adalah cara Malahayati meninggal. Dia tewas dalam pertempuran melawan Portugis, seperti suaminya. Dewasa ini, banyak universitas, rumah sakit, jalan dan kota-kota di Sumatera yang menggunakan namanya.
Tidak ada keraguan bahwa Malahayati adalah nama besar untuk diingat. Dia adalah seorang pejuang dengan kemauan untuk mencapai apa pun.