Ikatan Keluarga Pahlawan Nasional Indonesia

Gusti Prabu Menerima Tim Nasional Hari Pahlawan IKPNI

Menjelang peringatan Hari Pahlawan 10 November, Ketua Ikatan Keluarga Pahlawan Nasional Indonesia (IKPNI) Korwil DIY GBPH H Prabukusumo menerima kunjungan Ketua Nasional Peringatan Hari Pahlawan IKPNI yang dipimpin oleh Miranda Diponegoro. Hadir dalam kesempatan itu pengurus Ikatan Keluarga Besar Pangeran Diponegoro, Nida Arifin mewakili Pahlawan Nasional KH Zainul Arifin (Tapanuli), Sigit Mukardjono mewakili Pahlawan Nasional Sukardjo Wiryopranoto dan Hary Sutrasno mewakili Pahlawan Nasional Kasman Singodimedjo serta pejabat Kemensos

Hal-hal menarik tentang bagaimana memberikan darma bhakti terbaik kepada bangsa dan spirit kepahlawanan didiskusikan cukup mendalam pada pertemuan tersebut. Diantaranya terkait kecenderungan relatif menurunnya jiwa nasionalisme dan bagaimana mengatasinya, tentang kepemimpinan yang arif bijaksana agar terjaga kerukunan dan kondusifitas masyarakat serta bagaimana IKPNI terus dapat mengobarkan jiwa kepahlawanan di kalangan masyarakat luas, khususnya pemuda untuk menyongsong masa depan bangsa Indonesia yang gemilang.

Pada kesempatan itu Miranda menyampaikan apresiasi yang tinggi atas kiprah IKPNI Korwil DIY yang telah sukses menetapkan program sekaligus implementasinya dalam rangka menjaga nama baik pahlawan dan jasa yang telah diberikan kepada bangsa dan negara, menjaga dan melestarikan perjuangan, karya, dan nilai-nilai kepahlawanan, serta menumbuhembangkan semangat kepahlawanan, sesuai amanat UU 20/2009 tentang Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan.

“Kita wajib terus menanamkan nilai2 pengorbanan bagi kemaslahatan bangsa sebagaimana leluhur kita Pahlawan Nasional. Indonesia masa depan harus jaya dan harus dihindari mentalitas mementingkan diri sendiri,” demikian ujar Miranda, Sabtu (14/10/2023).

Pada kesempatan yang sama, GBPH H Prabukusumo menyampaikan cukup rinci tentang ajaran ayahnda Pahlawan Nasional Hamengkubuwono IX, yaitu ajaran demi keadilan harus berjuang. Dengan gamblang dan sangat menarik Gusti Prabu menceritakan bagaimana ia melaksanakan amanat saat ditunjuk ayahnda mengelola 9 departemen di lingkungan Kraton Yogyakarta dan dapat sukses, yaitu bekerja sepenuh hati dengan landasan keikhlasan berjuang. Para tamu terlihat terpana saat Gusti Prabu menyampaikan hal-hal yang telah ia lakukan dalam menerapkan tata kelola yang baik saat mengemban jabatan ketua puluhan organisasi. Saat menjadi ketua KONI DIY dua periode, ia memperlakukan para atlit sebagai sahabat, berupaya memenuhi kebutuhan dan selalu memotivasi agar atlit berprestasi. Langkah itu telah sukses membawa enam entitas memperoleh prestasi tertinggi, termasuk paraolimpik. Saat mengakhiri tugas kepengurusan, ditinggalkanlah saldo kas Rp 2,9 M. Hal yang manarik juga pengalaman saat baru 4 bulan memimpin semacam dewan penyantun/pengawas pada Universitas Negeri Yogyakarta.

Gusti Prabu mengundang seluruh dosen dan pengelola untuk bersama-sama meneguhkan sikap integritas untuk tidak korupsi. Siapa yang korupsi, berarti mengundurkan diri dalam rangka menjaga kehormatan dan integritas UNY. Hal yang sama juga diterapkan saat memimpin lembaga PMI DIY dan AMPI DIY serta pada Yayasan Rumah Sakit Mata Dr. Yap Yogyakarta. “Kita, apalagi pemimpin, dalam berbicara dan bersikap harus selalu ‘Setiti, Ngati-ati sarto Nganggo Ati’,” demikian ucapan Gusti Prabu pada saat Ketua Nasional Peringatan Hari Pahlawan IKPNI dan tim mengakhiri kunjungan.

Ucapan tersebut sekaligus menanggapi program rencana rehabilitasi korban HAM berat. Acara kunjungan yang nampak penuh kekeluargaan dan berlangsung informal itu selanjutnya diutup dengan pemberian cindera mata dan santap siang bersama.(*)

 

Sumber Berita : https://www.krjogja.com/peristiwa/1243076702/gusti-prabu-menerima-tim-nasional-hari-pahlawan-ikpni