Samanhudi, K.H
Pedagang batik yang bermodal besar dan berpangkat ini namanya cepat dikenal, menjalin hubungan dengan pedagang dari berbagai kota, orang Cina serta Arab. H. Samanhudi serta kawan-kawannya mendirikan perkumpulan “Mardi Budi” dengan memelihara akhlak untuk maksud persaudaraan dan tolong menolong.
Tahun 1911 “Mardi Budi” berganti nama menjad “Serikat Dagang Islam” atau SDI. Terhadap SDI orang-orang Cina menunjukkan antipatinya dan terjadilah berkali-kali perkelahian Cina melawan Jawa di Solo, hingga pernah melibatkan Legium (prajurit) Mangkunegara yang memihak SDI.
Tanggal 10 Agustus 1912 Residen Surakarta melarang penerimaan anggota baru namun tanggal 26 Agustus 1912 akhirnya SDI diizinkan aktif kembali dengan ketentuan bahwa yang boleh menjadi anggota SDI hanyalah penduduk Surakarta.
Berdasarkan saran Tjokroaminoto, nama SDI diubah menjadi “Serikat Islam” atau SI sehingga anggotanya tak berbatas pada para pedagang saja. Tanggal 10 September 1912 dengan Akte Notaris B. Ter Kuile anggaran dasar Serikat Islam ditetapkan dan sejak hari itu Serikat Dagang Islam diganti menjadi Serikat Islam yang bertujuan untuk memajukan perdagangan, memberi pertolongan kepada para anggotanya yang mendapat kesukaran, memajukan kepentingan jasmani dan rohani kaum bumiputera dan memajukan kehidupan agama Islam.
Anggaran dasar itu diajukan kepada pemerintah Belanda, tetapi ditolak, tidak masalah diakui atau tidak sebagai badan hukum SI tetap jalan terus sesuai dengan rencana dan tujuannya di bawah pimpinan Tjokroaminoto, kawannya yang cerdas, terpelajar dan berani. Samanhudi mengundurkan diri dan diangkat sebagai anggota kehormatan, namun sayang menjelanghari tua kehidupannya mengalami kesulitan, perusahaan batiknya bangkrut, tinggal di rumah anak-anaknya secara bergilir. Tahun 1955 Samanhudi mendapat bantuan dan rumah pahlawan dari pemerintah, dan pada tahun 1956 Samanhudi wafat di Klaten
Nilai Kepribadian Luhur yang Dimiliki
Juragan batik yang kaya raya ini tampil amat bersahaja dan sangat terkenal karena kedermawan dan keikhlasannya dalam menolong sesame. Pendiri Serikat Islam dan pelopor pergerakan politik umat Islam di Indonesia. Pengetahuannya serba sederhana namun pengalamannya luwes dan terampil.