Menu
PAHLAWAN NASIONAL

Sultan Mahmud Badaruddin II

Berdasarkan: Keppres No. 063/TK/TH. 1984, 29 Oktober 1984

Pada tanggal 14 September 1811 telah menduduki Benteng Belanda di bumi Palembang. Ketika Raffles dari Inggris datang untuk menerima kekuasaan dari Belanda, ditantang oleh Sultan Mahmud Badaruddin II karena Palembang tidak dijajah lagi oleh Belanda, terjadilah perang dengan Inggris sejak 20 Maret 1812 sampai dengan 1816 kemudian ketika Inggris harus menyerahkan kembali daerah kekuasaannya kepada Belanda, sesuai dengan perjanjian Mentok tanggal 10 Desember 1816, namun Sultan Mahmud Badaruddin II tidak mengakui karena Kesultanan Palembang Darussalam tidak pernah dijajah Inggris.

Perang melawan Belanda pun terjadi kembali. Belanda di bawah pimpinan HW Muntinghe menyerang Palembang dengan armada laut pada tanggal 15 Juni 1819 dan dapat dipukul mundur oleh pasukan Sultan Mahmud Badaruddin II dengan tembakan meriam dari benteng kota Besak dan sekitarnya yang terus memaksa armada Belanda mundur ke Bangka dari sana ke Batavia pada tanggal 19 Juni 1819. Belanda membalas kekalahannya pada pertengahan bulan September 1819 dipimpin jenderal Schobert dan dibantu Laksamana Wolterbeek, namun tetap saja dapat dipukul mundur oleh pasukan Sultan Mahmud Badaruddin II, Schobert kembali ke Batavia dan Wolterbeek tetap memblokade Palembang.

Ekspedisi ketiga dengan kekuatan yang lebih besar dipimpin Jenderal Baron De Kock menyerang Palembang lagi, dan nasibnya tetap sama, Belanda kalah besar! Akhirnya dengan politik tipu muslihat Belanda, Sultan Mahmud Badaruddin II menyerahkan kekuasaannya pada tanggal 3 Juli 1821, diasingkan ke Ternate dan wafat di sana pada tanggal 26 November 1852.

Inilah kesan Gubernur Jenderal Belanda Barron van der Capellen tentang Sultan Mahmud Badaruddin yang ditulis dalam buku hariannya sebagai berikut, “Sultan Mahmud Badaruddin II sama sekali tidak biadab, dalam peperangan, ia tahu mempertahankan kedudukannya, dan orang ini benar-benar memperlihatkan sifatnya sebagai seorang raja”.

Nilai Kepribadian Luhur yang Dimiliki

Raja perkasa, tak perah kalah melawan penjajah, bela negara, dan berwibawa.

IKATAN KELUARGA PAHLAWAN NASIONAL INDONESIA

Meneguhkan Persatuan Bangsa yang Berdaulat, Adil, dan Makmur

WEB TERKAIT

Informasi

Hubungi Kami

Kementerian Sosial, Gedung C, Lantai Dasar
Jl. Salemba Raya No. 28, Jakarta Pusat
IKPNI.com merupakan situs resmi yang diakui oleh Ikatan Keluarga Pahlawan Nasional Indonesia. Seluruh konten serta opini dalam situs ini berdasarkan fakta-fakta yang tersedia, namun tidak mewakili pendapat Inspira Mediatama. Konten dalam situs ini sebaiknya tidak dijadikan dasar oleh pembaca dalam mengambil keputusan komersial, hukum, finansial, atau lainnya. Pada artikel yang sifatnya umum, pembaca disarankan mencari pendapat dari profesional sebelum menanggapi dan mengoreksi konten informasi yang dipublikasi jika mungkin tidak sesuai dengan pandangan pembaca. Publisher tidak bertanggung jawab atas kesalahan atau kelalaian yang tayang, bagaimanapun disebabkan. Website ini dibuat untuk IKPNI dengan hak cipta. Kepemilikan merek dagang diakui. Dilarang menyalin, menyimpan, atau memindahkan dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis dari publisher.
Kilas Sejarah Hari Ini
11 September 1811

Perang Jawa Inggris – Belanda

Untuk mengantisipasi kemungkinan adanya serangan Inggris, Gubernur-Jendral Hindia Belanda, Herman Willem Daendels memperkuat pulau Jawa. Ketakutan itu terbukti, pada 1810, sebuah ekspedisi Perusahaan Hindia TImur Britania yang kuat di bawah Gilbert Elliot, Gubernur-Jendral India merebut Pulau Reunion dan Mauiritius milik...

Selengkapnya...
Perang Jawa Inggris – Belanda ( 11 September 1811 )
1
"Hallo, Admin. Website IKPNI."
Powered by