Menu
PAHLAWAN NASIONAL

Soetoyo Siswomihardjo, Mayjen TNI ANM.

Berdasarkan: Keppres No. 111/KOTI/1965, 5 Oktober 1965

Awal pendudukan Jepang, Soetoyo bekerja sebagai pegawai di kantor Kabupaten Purworejo, mengikuti pendidikan pada Balai Pendidikan Pegawai Tinggi di Jakarta. Setelah selesai diangkat menjadi pegawai menengah di kantor Kabupaten Purworejo, 31 Maret 1944 minta berhenti dengen hormat. Setelah kemerdekaan, Soetoyo bergabung dengan BKR, lalu ditransformasikan masuk TKR berpangkat Letda. Tahun 1946, pangkatnya naik menjadi Lettu dan ditunjuk sebagai Ajudan Komandan Divisi V Kolonel Gatot Subroto.

November 1946 diangkat sebagai Kabag Organisasi Polisi Tentara Resimen 2 Purworejo sampai Juli 1948. Kemudian menjadi Kepala Staf Corps Polisi Militer (CPM) di Yogyakarta dengan pangkat kapten. Sebulan kemudian dipindahkan ke Solo sebagai Komandan CPM Detasemen 2 Surakarta. Pada agresi kedua Belanda, Soetoyo meninggalkan Surakarta untuk melanjutkan perang gerilya. Awal Juli 1949, Pemerintah RI kembali ke Yogyakarta. Soetoyo menjadi CPM Yogyakarta.

Sesudah pengakuan kedaulatan, Soetoyo pindah ke Jakarta sebagai Komandan Batalyon I berpangkat mayor. Pemberontakan Westerling direncanakan akan dicetuskan di Jakarta dan akan diculik beberapa orang menteri. Berkat operasi intelijen CPM, rahasia tersebut berhasil diketahui. Soetoyo memberikan andil yang cukup berarti. Tahun 1954 menjadi Kepala Staf Mabes CPM kemudian diperbantukan pada SUAD. Tahun 1956 sebagai Atase Militer RI di London.

Soetoyo kemudian mengikuti pendidikan Seskoad di Bandung sebelum diangkat menjadi PJS Inspektur Kehakiman Angkatan Darat. Lalu menjadi Inspektorat Kehakiman/Oditur Jenderal Angkatan Darat berpangkat kolonel. Kemudian ketika menjabat sebagai Direktur Akademi Hukum Militer, pangkatnya menjadi Brigjen.

Tanggal 1 Oktober 1965 dinihari, Brigjen Soetoyo diculik oleh pemberontak G30S/PKI, dibawa ke Lubang Buaya dan dibunuh. Jenazahnya dimasukkan ke dalam sumur tua dan baru dapat diketemukan tanggal 3 Oktober 1965. Pada tanggal 5 Oktober 1965, jenazah dimakamkan di TMPN Kalibata, Jakarta Selatan.

Nilai Kepribadian Luhur yang Dimiliki

Hanya orang ulet yang penuh dedikasi seperti Soetoyo yang mampu meniti karir dari pegawai kabupaten lalu masuk BKR, TKR, CPM, dan menjadi Direktur Akademi Hukum Militer. Soetoyo yang menolak usul PKI tentang angkatan lima akhirnya menjadi korban G30S/PKI.

IKATAN KELUARGA PAHLAWAN NASIONAL INDONESIA

Meneguhkan Persatuan Bangsa yang Berdaulat, Adil, dan Makmur

WEB TERKAIT

Informasi

Hubungi Kami

Kementerian Sosial, Gedung C, Lantai Dasar
Jl. Salemba Raya No. 28, Jakarta Pusat
IKPNI.com merupakan situs resmi yang diakui oleh Ikatan Keluarga Pahlawan Nasional Indonesia. Seluruh konten serta opini dalam situs ini berdasarkan fakta-fakta yang tersedia, namun tidak mewakili pendapat Inspira Mediatama. Konten dalam situs ini sebaiknya tidak dijadikan dasar oleh pembaca dalam mengambil keputusan komersial, hukum, finansial, atau lainnya. Pada artikel yang sifatnya umum, pembaca disarankan mencari pendapat dari profesional sebelum menanggapi dan mengoreksi konten informasi yang dipublikasi jika mungkin tidak sesuai dengan pandangan pembaca. Publisher tidak bertanggung jawab atas kesalahan atau kelalaian yang tayang, bagaimanapun disebabkan. Website ini dibuat untuk IKPNI dengan hak cipta. Kepemilikan merek dagang diakui. Dilarang menyalin, menyimpan, atau memindahkan dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis dari publisher.
Kilas Sejarah Hari Ini
5 Oktober 2004

Sulawesi Barat menjadi provinsi sendiri

Sejak tahun 1960, pembentukan Provinsi Sulawesi Barat telah diperjuangkan namun ditolak pada 1963 ketika pemerintah pusat justru membentuk Provinsi Sulawesi Tenggara. Momentum pembentukan provinsi baru ini mencuat setelah gerakan reformasi 1998, tepatnya pada tahun 1999. Perjuangan panjang ini akhirnya menemui...

Selengkapnya...
Sulawesi Barat menjadi provinsi sendiri ( 5 Oktober 2004 )
1
"Hallo, Admin. Website IKPNI."
Powered by