Menu
PAHLAWAN NASIONAL

Soekardjo Wirjopranoto

Berdasarkan: Keppres No. 342 Tahun 1962, 29 Oktober 1962

Setelah menyelesaikan pendidikan di Sekolah Hukun, Soekardjo Wirjopranoto bekerja sebagai pegawai pemerintah. Mula-mula di pengadilan Negeri Purwokerto, kemudian dipindahkan ke Magelang. Berselisih dengan pimpinannya, ia dipindahkan ke Lumajang, kemudian ke Malang dan diangkat sebagai anggota Majelis Hakim.

Tahun 1929, ia keluar dari dinas pemerintahan Belanda dan ikut berjuang dalam pergerakan nasional, mendirikan kantor pencacara “Wisynu”, masuk Budi Utomo, dan menjabat sebagai Ketua Cabang Malang. Pada tahun 1937, diangkat menjadi anggota Volksraad termasuk anggota Fraksi Nasional di bawah pimpinan M.H. Thamrin bersama R.P. Soeroso, Otto Iskandardinata, dan Moh. Nur yang selalu memperjuangkan kepentingan rakyat dengan kritikannya terhadap pemerintah kolonial.

Ketika Budi Utomo dan FBI dilebur menjadi Partai Indonesia Raya (Parindra) pada tanggal 24 Desember 1935, Soekardjo ditunjuk sebagai salah seorang komisaris dalam Pengurus Besar Parindra, kemudian mengetuai Departemen Propaganda. Di samping itu, ia juga aktif dalam pendirian dan perjuangan gabungan Politik Indonesia (GAPI).

Pada zaman Jepang, partai politik dilarang sehingga Soekardjo menjadi jurnalis memimpin surat kabar “Asia Raya” yang mempunyai oplah terbesar saat itu. Pada tahun 1943, Soekardjo diangkat menjadi Ketua Muda Jawa Shinbun Kai, yaitu gabungan surat kabar di Jawa serta diangat menjadi anggota BPUPKI. Sesudah proklamasi kemerdekaan, Soekardjo menjadi anggota Yayasan Dharma yang menerbitkan majalah “Mimbar Indonesia” di Jakarta. sebelum agresi militer II, Soekardjo ditangkap Belanda dan dikirim ke Yogyakarta karena majalahnya dianggap membahayakan politik Belanda.

Pada tahun 1950, setelah terbentuknya Negara Kesatuan RI, Soekardjo diangkat menjadi Duta Besar RI di Vatikan merangkap Duta Besar Luar Biasa dan berkuasa penuh Republik Indonesia di Italia. Kemudian ditarik ke tanah air menjabat Kepala Direktorat Asia pasifik di Departemen Luar Negeri. Dia lalu ditugaskan menjadi Duta Besar Luar Biasa dan berkuasa penuh Republik Indonesia di Republik Rakyat Cina, merangkap Kepala Perwakilan Diplomatik pada Pemerintah Rakyat Mongolia. Pada tahun 1960, dia diangkat menjadi wakil tetap RI di PBB pada saat bangsa Indonesia sedang berjuang mengembalikan Irian Barat ke pangkuan Ibu Pertiwi.

Nilai Kepribadian Luhur yang Dimiliki

Ahli hukum yang diplomat ini mengawali debutnya sebagai pegawai pemerintah. Tulisan-tulisannya yang tajam di berbagai media menjadi momok tersendiri bagi Belanda. Jurnalis yang sukses sejak tahun 1950 ini diangkat menjadi duta besar dan duta besar luar biasa di berabgai negara, pertanda bahwa Presiden Republik Indonesia saat itu amat mengandalkannya.

IKATAN KELUARGA PAHLAWAN NASIONAL INDONESIA

Meneguhkan Persatuan Bangsa yang Berdaulat, Adil, dan Makmur

WEB TERKAIT

Informasi

Hubungi Kami

Kementerian Sosial, Gedung C, Lantai Dasar
Jl. Salemba Raya No. 28, Jakarta Pusat
IKPNI.com merupakan situs resmi yang diakui oleh Ikatan Keluarga Pahlawan Nasional Indonesia. Seluruh konten serta opini dalam situs ini berdasarkan fakta-fakta yang tersedia, namun tidak mewakili pendapat Inspira Mediatama. Konten dalam situs ini sebaiknya tidak dijadikan dasar oleh pembaca dalam mengambil keputusan komersial, hukum, finansial, atau lainnya. Pada artikel yang sifatnya umum, pembaca disarankan mencari pendapat dari profesional sebelum menanggapi dan mengoreksi konten informasi yang dipublikasi jika mungkin tidak sesuai dengan pandangan pembaca. Publisher tidak bertanggung jawab atas kesalahan atau kelalaian yang tayang, bagaimanapun disebabkan. Website ini dibuat untuk IKPNI dengan hak cipta. Kepemilikan merek dagang diakui. Dilarang menyalin, menyimpan, atau memindahkan dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis dari publisher.
Kilas Sejarah Hari Ini
11 September 1811

Perang Jawa Inggris – Belanda

Untuk mengantisipasi kemungkinan adanya serangan Inggris, Gubernur-Jendral Hindia Belanda, Herman Willem Daendels memperkuat pulau Jawa. Ketakutan itu terbukti, pada 1810, sebuah ekspedisi Perusahaan Hindia TImur Britania yang kuat di bawah Gilbert Elliot, Gubernur-Jendral India merebut Pulau Reunion dan Mauiritius milik...

Selengkapnya...
Perang Jawa Inggris – Belanda ( 11 September 1811 )
1
"Hallo, Admin. Website IKPNI."
Powered by