Menu
PAHLAWAN NASIONAL

Ratulangi, G.S.S.J., Dr

Berdasarkan: Keppres No. 590 Tahun 1961, 9 November 1961

Sejak mahasiswa di Negeri Belanda, Sam (nama panggilan G.S.S.J. Ratulangi) sudah menginginkan persatuan mahasiswa Indonesia dengan harapan dapat memenuhi kewajiban terhadap tanah air dan meningkatkan derajat bangsa. Tahun 1924 menetap di Manado, sebagai Sekretaris Minahasa Raad dan berhasil mendesak pemerintah untuk menghapuskan rodi di Minahasa Selatan. Sam mengkoordinir beasiswa untuk pemuda berbakat tapi kekurangan biaya, mendirikan Sarekat Penanaman Kelapa untuk menghapus sistem ijon, serta mendirikan Rumah Gadai Pemerintah.

Tahun 1913, Sam mensponsori pembentukan Vereniging Van Indonesia Academice Via (Persatuan Kaum Sarjana Indonesia) untuk menanamkan kesadaran bahwa rakyat memerlukan pimpinan kaum terpelajar. Sam menuntut pemerintah Belanda menghapuskan perbedaan antara bangsa Belanda dan bangsa Indonesia baik di bidang politik, ekonomi, pendidikan, dan kehidupan sehari-hari. Dalam Volksraad sering membuat lawan politiknya kelabakan. Sam mengemukakan angka pasti dan fakta konkret tentang drainage politik Belanda yang menjadikan Belanda terkaya di dunia dan rakyat Indonesia semakin miskin.

Tahun 1928 dan 1941 menulis buku “Indonesia in den pasifiek” bersama MH Thamrin dan Sutarjo Kartohadikusumo menulis buku “De Pasifiek”, tahun 1938-1942 memimpin majalah politik Nationale Commentaren. Setelah kemerdekaan, Sam diangkat menjadi Gubernur Sulawesi di Makassar. Sam tidak bisa menerima bahwa Sulawesi akan diserahkan sekutu kepada Belanda dan mengajukan petisi kepada PBB agar Sulawesi tidak dipisahkan dari Republik Indonesia. Di Sulawesi terjadi “Peristiwa Merah Putih di Manado.

Tanggal 5 April 1946 Sam Ratulangi ditangkap, selama tiga bulan dipenjara di Makassar, dibuang ke Serui, Irian Jaya, dan dibebaskan Januari 1948, dan tanggal 30 Januari 1949 Sam Ratulangi wafat.

Nilai Kepribadian Luhur yang Dimiliki

Gandrungnya rasa cinta tanah air, persatuan, dan kesatuan bangsa, diwujudkannya sejak mahasiswa. Sebagai anggota Volksraad sampai setelah jadi gubernur. Mutiara dari Timur Laut ini sungguh sangat mengagumkan. Motto “Si Tou Timou Tumou Tou” yang artinya manusia lahir dan tumbuh, untuk memanusiakan orang lain.


Tambahan Berita / Artikel bisa dibaca di https://laniratulangi.wordpress.com/2009/09/22/sam-ratu-langie-belajar-di-eropa-1913-1919/

Galeri

IKATAN KELUARGA PAHLAWAN NASIONAL INDONESIA

Meneguhkan Persatuan Bangsa yang Berdaulat, Adil, dan Makmur

WEB TERKAIT

Informasi

Hubungi Kami

Kementerian Sosial, Gedung C, Lantai Dasar
Jl. Salemba Raya No. 28, Jakarta Pusat
IKPNI.com merupakan situs resmi yang diakui oleh Ikatan Keluarga Pahlawan Nasional Indonesia. Seluruh konten serta opini dalam situs ini berdasarkan fakta-fakta yang tersedia, namun tidak mewakili pendapat Inspira Mediatama. Konten dalam situs ini sebaiknya tidak dijadikan dasar oleh pembaca dalam mengambil keputusan komersial, hukum, finansial, atau lainnya. Pada artikel yang sifatnya umum, pembaca disarankan mencari pendapat dari profesional sebelum menanggapi dan mengoreksi konten informasi yang dipublikasi jika mungkin tidak sesuai dengan pandangan pembaca. Publisher tidak bertanggung jawab atas kesalahan atau kelalaian yang tayang, bagaimanapun disebabkan. Website ini dibuat untuk IKPNI dengan hak cipta. Kepemilikan merek dagang diakui. Dilarang menyalin, menyimpan, atau memindahkan dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis dari publisher.
1
"Hallo, Admin. Website IKPNI."
Powered by