Noer Alie, K.H
Pada tahun 1937 KH. Noer Alie bersama Hasan Basri membentuk organisasi Persatuan Pelajar Betawi dumana ia menjadi ketuanya. Tahun 1940 mendirikan pesantren dan madrasah di Ujung Malang Bekasi dimana pesantren ia tidak luput dari penguasaan Tentara Jepang.
Setelah Indonesia merdeka, KH Noer Alie terpilih menjadi Ketua Komite Nasional Indonesia Daerah (KNID) Kecamatan Babelan Bekasi. Tahun 1945, ia membentuk Laskar Rakyat bekerja sama dengan TKR Bekasi dan Jatinegara untuk memobilisasi pemuda dan santri ikut latihan kemiliteran di Teluk Puncung.
Setelah Agresi Militer I Belanda, KH. Noer Alie kembali ke Bekasi mendirikan organisasi gerilya baru dengan nama Markas Pusat Hizbullah Sabilillah di Tanjung Karekok Cikampek.
Setelah Perjanjian Renville pada tahun 1948 pasukan Noer Alie hijrah ke Banten, ketika beristirahat di daerah Cipayung ia sempat ditangkap Belanda namun KH. Noer Alie bisa melompat dan berhasil meloloskan diri.
Pada tahun 1949, KH. Noer Alie ditunjuk sebagai Ketua Masyumi cabang Jatinegara yang kemudian diangkat sebagai Ketua Masyumi Bekasi dan Wakil Ketua Dewan Pemerintahan Daerah Bekasi.
Pada tahun 1955, Masyumi Bekasi memperoleh suara terbanyak dimana ia ditunjuk oleh Masyumi Pusat sebagai salah seorang anggota Dewan Konstituante pada bulan Desember 1956.
Setelah terjadi pemberontakan G30S/PKI tahun 1965 bersama rekan-rekan perjuangan di organisasi Islam KH. Noer Alie ikut menumpas gerakan tersebut khususnya daerah Bekasi dan Jakarta sekitarnya.
Ia wafat pada tanggal 29 Januari 1992. Atas jasa-jasanya, pemerintah RI menganugerahi Gelar Pahlawan Nasional dengan keputusan Presiden RI Nomor: 085/TK/Tahun 2006 tanggal 3 November 2006.