Menu
PAHLAWAN NASIONAL

La Maddukelleng

Berdasarkan: Keppres No. 109/TK/TH. 1998, 6 November 1998

Karir perjuangannya dimulai sejak tahun 1915 ketika membantu pasukan Daeng Perani melawan Johor. Dalam peperangannya ini La Maddukelleng mengirimkan pasukan di bawah pimpinan La Banno To Assak. Peperangan dimenangkan pihak Daeng Perani (1715 – 1721).

Tahun 1726 La Maddukelleng diangkat menjadi Sutan Pasir, Kalimantan Timur setelah menikahi anak Sutan Pasir. Pada tahun tersebut La Maddukelleng memerintahkan La Banna To Assak untuk menyerang Maraddia Balapina yang pro Belanda, kemudian La Maddukelleng berhasil memperoleh kemenangan. Lalu ke Goa dan menembaki Benteng Ujung Pandang tempat persembunyian Belanda, sehingga pasukan Belanda lari.

Ketika La Salewangen berhenti, maka La Maddukelleng menggantikannya sebagai Arung Matoa (Raja). Tahun 1737 pasukan Wajo menyerang Bone Utara, Gubernur Sautijin membantu Bone Utara untuk menyerang Wajo. Namun pada tahun tersebut Bone menghentikan serangannya terhadap Wajo dan pada tahun 1731 terjadilan perdamaian antara Wajo – Bone dan Soppeng.

Tahun 1738 Hendrik Smout menyampaikan surat kepada La Maddukelleng tentang peringatan agar Wajo menyerah kepada VOC, La Maddukelleng justru menjawab bahwa Wajo tidak mengakui Perjanjian Bongaya. Untuk kedua kalinya, pada Agustus 1738 Gubernur Smout mengirim utusan ke Wajo untuk menyatakan persaudaraan antara Wajo dengan VOC tetapi sekali lagi La Maddukelleng menolaknya. Karena perundingan VOC gagal maka La Maddukelleng dan Karaeng Bonto Langkasak menyerang Front Rotterdam.

Pada tahun 1740, dua kali Belanda menawarkan perjanjian damai dengan La Maddukelleng, tetapi selalu ditolak. Pada bulan Februari 1741, peperangan antara armada Belanda dengan Wajo pecah dan berlangsung sengit dalam waktu cukup lama dan menelan korban yang cukup banyak di kedua belah pihak dan pasukan Wajo menang.

Nilai Kepribadian Luhur yang Dimiliki

Perjuangan La Maddukelleng telah mencerminkan ide dan semangat perlawanan terhadap pemerintah Kolonial yang dilaksanakan secara konsisten sejak awal hingga akhir hayatnya. La Maddukelleng tidak pernah bersedia mengadakan perjanjian dengan pemerintah Kolonial dan strategi perjuangannya adalah menyerang benteng-benteng Belanda (VOC).

IKATAN KELUARGA PAHLAWAN NASIONAL INDONESIA

Meneguhkan Persatuan Bangsa yang Berdaulat, Adil, dan Makmur

WEB TERKAIT

Informasi

Hubungi Kami

Kementerian Sosial, Gedung C, Lantai Dasar
Jl. Salemba Raya No. 28, Jakarta Pusat
IKPNI.com merupakan situs resmi yang diakui oleh Ikatan Keluarga Pahlawan Nasional Indonesia. Seluruh konten serta opini dalam situs ini berdasarkan fakta-fakta yang tersedia, namun tidak mewakili pendapat Inspira Mediatama. Konten dalam situs ini sebaiknya tidak dijadikan dasar oleh pembaca dalam mengambil keputusan komersial, hukum, finansial, atau lainnya. Pada artikel yang sifatnya umum, pembaca disarankan mencari pendapat dari profesional sebelum menanggapi dan mengoreksi konten informasi yang dipublikasi jika mungkin tidak sesuai dengan pandangan pembaca. Publisher tidak bertanggung jawab atas kesalahan atau kelalaian yang tayang, bagaimanapun disebabkan. Website ini dibuat untuk IKPNI dengan hak cipta. Kepemilikan merek dagang diakui. Dilarang menyalin, menyimpan, atau memindahkan dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis dari publisher.
Kilas Sejarah Hari Ini
5 Oktober 2004

Sulawesi Barat menjadi provinsi sendiri

Sejak tahun 1960, pembentukan Provinsi Sulawesi Barat telah diperjuangkan namun ditolak pada 1963 ketika pemerintah pusat justru membentuk Provinsi Sulawesi Tenggara. Momentum pembentukan provinsi baru ini mencuat setelah gerakan reformasi 1998, tepatnya pada tahun 1999. Perjuangan panjang ini akhirnya menemui...

Selengkapnya...
Sulawesi Barat menjadi provinsi sendiri ( 5 Oktober 2004 )
1
"Hallo, Admin. Website IKPNI."
Powered by