Menu
PAHLAWAN NASIONAL

Ki Hadjar Dewantara

Berdasarkan: Keppres No. 305 Tahun 1959, 15 Februari 1959

November 1913 pemerintah Belanda bermaksud mengadakan perayaan 100 tahun kemerdekaannya. Para cendekiawan pun beraksi, di Bandung dibentuk Komite Bumiputera. Komite mencetuskan tuntutan politik agar pemerintah membentuk parlemen sejati di Indonesia dan meningkatkan kecerdasan rakyat. Melalui brosur yang ditulis Surwadi dengan judul Als Ik een Nederlander was, Komite Bumiputera melancarkan protes terhadap rencana perayaan tersebut.

Dalam brosur Suwardi menuliskan antara lain “Andaikan saya orang Belanda, tidaklah saya akan merayakan pesta bangsa saya di negeri yang rakyatnya tidak diberi kemerdekaan”. Tjipto menulis artikel berjudul Kracht of Vress (kekuatan dan ketakutan) pada harian De Express. Suwardi menulis artikel berjudul Een Vor Allen, maar pak allen Voor een (satu untuk semua, tetapi juga semua untuk satu).

Akibat dari artikel dan brosur tersebut ketiganya ditangkap, Wignyadisastra dan Abdul Muis beberapa hari kemudian dibebaskan. Belanda menggunakan pengaruh kakek dan ayahnya untuk mencegah niat Suwardi menentang pemerintah. Ayahnya berangkat ke Bandung, tetapi berkata pada anaknya “Ingat Suwardi, seorang satria tidak akan menjilat ludahnya kembali”.

September 1913 Suwardi, Tjipto, Douwes Dekker bersama istri Suwardi, Sutartinah menuju tempat pengasingan di Belanda. Masa pengasingan di Belanda berhasil memperoleh Akte Guru Besar Eropa dan belajar Jurnalistik. Juli 1919 Suwardi dan Douwes Dekker kembali ke Indonesia dan karena kegiatan politiknya beberapa kali Suwardi dipenjarakan di Semarang.

Tanggal 3 Juli 1922 Suwardi mendirikan Taman Siswa yang berkembang pesat, dalam waktu singkat sudah memiliki 100 cabang di seluruh Indonesia. Tahun 1932 pemerintah mengeluarkan ordonansi sekolah liar, ordonansi yang menetapkan sekolah swasta yang tidak dibiayai oleh pemerintah harus minta izin.

Suwardi protes kepada Gubernur Jenderal dan ordonansi sekolah liar pun dicabut. Tahun 1944 Taman Dewasa (SMP) dan Taman Siswa Yogyakarta yang siswanya berjumlah 3.000 orang dibubarkan Jepang. Ki Hadjar Dewantara diangkat menjadi Menteri Pendidikan dalam Kabinet Presidentil yang pertama.

Nilai Kepribadian Luhur yang Dimiliki

Satria tangguh pendiri dan pengembang Taman Siswa, jurnalis yang pendidik sejati ini pernah menulis Cintailah Kemerdekaan, Sungguh Bahagia, Merdeka dan Lepas dari Penjajahan.


(Info tambahan)

Kisah Cinta Ki dan Nyi Hajar Dewantara

Bulan madu di pembuangan di Belanda, Nyi Hajar mendampingi Ki Hajar dalam suka dan duka.

Juni 1913, Sutartinah beroleh kabar tak sedap soal tunangannya, Suwardi Suryaningrat –kelak dikenal sebagai Ki Hajar Dewantara. Pemerintah kolonial Hindia Belanda mengancam akan menangkap Suwardi karena menulis artikel berjudul “Als Ik Een Nederlander was” (Andaikan Aku Seorang Belanda) di buletin resmi Komite Boemi Poetra. Komite ini diketuai Tjipto Mangunkusumo, Suwardi sebagai sekretaris, dan Abdoel Moeis serta Wignjodisastro sebagai anggota.

Sumber: https://historia.id/kultur/articles/kisah-cinta-ki-dan-nyi-hajar-dewantara-PyJAN

IKATAN KELUARGA PAHLAWAN NASIONAL INDONESIA

Meneguhkan Persatuan Bangsa yang Berdaulat, Adil, dan Makmur

WEB TERKAIT

Informasi

Hubungi Kami

Kementerian Sosial, Gedung C, Lantai Dasar
Jl. Salemba Raya No. 28, Jakarta Pusat
IKPNI.com merupakan situs resmi yang diakui oleh Ikatan Keluarga Pahlawan Nasional Indonesia. Seluruh konten serta opini dalam situs ini berdasarkan fakta-fakta yang tersedia, namun tidak mewakili pendapat Inspira Mediatama. Konten dalam situs ini sebaiknya tidak dijadikan dasar oleh pembaca dalam mengambil keputusan komersial, hukum, finansial, atau lainnya. Pada artikel yang sifatnya umum, pembaca disarankan mencari pendapat dari profesional sebelum menanggapi dan mengoreksi konten informasi yang dipublikasi jika mungkin tidak sesuai dengan pandangan pembaca. Publisher tidak bertanggung jawab atas kesalahan atau kelalaian yang tayang, bagaimanapun disebabkan. Website ini dibuat untuk IKPNI dengan hak cipta. Kepemilikan merek dagang diakui. Dilarang menyalin, menyimpan, atau memindahkan dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis dari publisher.
Kilas Sejarah Hari Ini
5 Oktober 2004

Sulawesi Barat menjadi provinsi sendiri

Sejak tahun 1960, pembentukan Provinsi Sulawesi Barat telah diperjuangkan namun ditolak pada 1963 ketika pemerintah pusat justru membentuk Provinsi Sulawesi Tenggara. Momentum pembentukan provinsi baru ini mencuat setelah gerakan reformasi 1998, tepatnya pada tahun 1999. Perjuangan panjang ini akhirnya menemui...

Selengkapnya...
Sulawesi Barat menjadi provinsi sendiri ( 5 Oktober 2004 )
1
"Hallo, Admin. Website IKPNI."
Powered by