Hasan Basry, H. Brigjen TNI
Karir perjuangannya dimulai pada usia 22 tahun, sebagai guru agama SMP Islam Malang. Aktif dalam organisasi pemuda RI Kalimantan di Surabaya dan sering terlibat dalam peristiwa perebutan senjata melawan tentara Jepang di Surabaya. Tanggal 13 Oktober 1945 berangkat ke Kalimantan Selatan dan tiba di Banjarmasin tanggal 30 Oktober 1945.
Di Banjarmasin, Hasan Basry langsung menemui H. Abdurrahman, Abdul Ilamidan. Kemudian secara rahasia membangun hubungan dengan organisasi perjuangan rakyat seperti Laskar Syaifullah yang dipimpinnya. Hasan Basry berusaha mengadakan kontak dengan Jawa. Belanda menangkap tokoh-tokoh Laskar Syaifullah (1946) namun Hasan Basry dapat lolos dari penangkapan. Setelah Laskar Syaifullah bubar, Hasan Basry mendirikan “Banteng Indonesia”, yang berkembang pesat hingga di berbagai daerah dan tanggal 18 November 1946 mendapat tugas untuk membentuk satu batalyon ALRI Divisi IV di Kalimantan Selatan dan Hasan Basry membentuk Batalyon ALRI Divisi IV dengan cara melebur organisasi Banteng Indonesia yang dipimpinnya sebagai personil intinya. Organisasi rahasia ini disebut “Gerakan Rahasia ALRI Divisi IV Pertahanan Kalimantan”.
Hasan Basry diangkat sebagai Komandan Batalyon rahasia ALRI Divisi IV Pertahanan Kalimantan yang bermarkas di Kandangan. Perjanjian Linggarjati telah memutuskan hubungan antara Hasan Basry di Kalimantan dengan Gubernur Kalimantan, Ir. Pangeran Moh. Noor di Yogyakarta. Untuk mengatasi hal itu, Hasan Basry membentuk organisasi gabungan yaitu Sentral Organisasi Pemberontak Indonesia Kalimantan (SOPIK) dan ALRI Divisi IV Pertahanan Kalimantan dan berhasil.
Tanggal 16 Mei 1948 Hasan Basry mengeluarkan pengumuman tentang sikapnya terhadap Persetujuan Renville antara lain ALRI Divisi IV Pertahanan Kalimantan adalah bagian dari Angkatan Perang RI. Tanggal 20 Mei 1948 Belanda menjawab pengumuman Hasan Basry tersebut berupa ultimatum agar kompolotan Hasan Basry segera menyerahkan diri kepada Belanda selambat-lambatnya 10 Juni 1948. Hasan Basry memerintahkan semua unit perjuangan untuk menyerang pos-pos Belanda dan memimpin langsung aksi penyerangan pos pertahanan Belanda di Bungkukan dan diselesaikan dengan gemilang. Tanggal 1 Januari 1949 serangan dimulai terhadap pos-pos NICA yng berada di Haruai, Nagara, Tanjung dan seterusnya.
Nilai Kepribadian Luhur yang Dimiliki
Keberaniannya tidak diragukan, tanggal 17 Mei 1949 dengan berani memproklamirkan berdirinya Pemerintahan Gubernur Tentara dari ALRI yang meliputi seluruh Kalimantan menjadi bagian dari Republik Indonesia. Hasan Basry menolak keberadaan Kalimantan di bawah kekuasaan Belanda.