Djanatin Alias Usman Bin Haji Muhammad Ali
Djanatin berasal dari keluarga santri yang patuh pada agama dan pejuang bangsa yang handal. Salah seorang kakaknya gugur dalam mempertahankan kemerdekaan RI pada tahun 1949. Dua orang kakaknya yang lain meneruskan perjuangannya. Tahun 1961 saat Djanatin kelas 3 SMP, berdengunglah Tri Komando Rakyat (Trikora) yang amat menyentuh jiwa Djanatin. Tahun 1962 mulai mengikuti pendidikan militer yang diadakan oleh Korps Komando Angkatan Laut RI, diteruskan latihan amphibi lalu memasuki pendidikan khusus di Cisarua selama satu bulan.
Sesudah itu ditempatkan di Batalyon III KKO-AL dan ikut dalam operasi Trikora dan bertemu Harun. Pada waktu Indonesi konfrontasi dengan Malaysia, Kopral Osman (Djanatin) dan Prako II Harun dimasukkan dalam Tim Brahmana I dibawah pimpinan Kapten KKO Paulus Subekti yang berpangkalan di Pulau Sambu, Riau. Disini Osman bertemu dengan Gani bin Arup. Tanggal 8 Maret 1965 ditugaskan menyusup ke Singapura dengan bekal 12,5 kg bahan peledak. Untuk melaksanakan sabotase yang dapat menggoyahkan kepercayaan umum kepada pemerintah Singapura.Tugasnya berhasil, masyarakat Singapura gelisah dan menimbulkan krisis kepercayaan kepada pemerintahnya.
Tanggal 10 Maret 1965 diputuskan untuk kembali ke pangkalan di Pulau Sambu. Osman dan Harun berangkat bersama-sama sedangkan Gani memisahkan diri. Osman dan Harun berhasil merampas motor boat seorang cina, sayang di tengah laut motor boat tersebut macet, sehingga tanggal 13 Maret 1965 ditangkap dan ditahan. Tanggal 20 Oktober 1965 dijatuhi hukuman mati. Tanggal 6 Juni 1966 naik banding, tetapi ditolak. Tanggal 17 Februari 1967 perkaranya diajukan ke “Privi Council” di London, namun juga ditolak. Tanggal 1 Juni 1968, permohonan grasi pun ditolak. Presiden Soeharto mengirimkan utusan pribadinya untuk menghubungi pejabat yang berwenang di Singapura, tetap saja gagal. Osman dan Harun dihukum mati di penjara Changi (17 Oktober 1968) dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Nasional Kalibata, Jakarta.
Nilai Kepribadian Luhur yang Dimiliki
Contoh pengorbanan. Berbekal pengetahuan lulusan SMP dan pendidikan militer, seorang Djanatin alias Osman dan temannya Harun mengabdikan seluruh hidupnya untuk bangsa dan negara. Keikhlasan hati rakyat kecil yang berbudi luhur, sungguh tak ternilai.