Basuki Rachmat, Jenderal TNI ANM.
Pada jaman Jepang, selesai mengikuti pendidikan militer di Bogor, Basuki Rachmat ditempatkan di Pacitan dengan pangkat Syodanco. Sesudah proklamasi kemerdekaan mendirikan BKR Maospati, Madiun. Pada waktu pemerintah membentuk TKR, Basuki Rachmat menjadi komandan batalyon TKR di Ngawi dengan pangkat mayor.
Ketika agresi militer pertama, pasukannya bergerak ke Bojonegoro dan menghadang pasukan Belanda di Temanggung. Setelah Persetujuan Renville, pasukan Basuki Rachmat bertanggung-jawab atas pertahanan daerah Kediri, Madiun dan Ngawi. Tanggal 18 September 1948 PKI memberontak di Madiun. Basuk Rachmat berangkat ke Cepu bersama Jenderal Sudirman dan berhasil menumpas PKI di Bojonegoro.
Sesudah pengakuan kedaulatan, Basuki Rachmat diangkat Komandan Brigade II Narotama Divisi I Jawa Timur, berpangkat mayor. Tanggal 16 Mei 1953 diangkat sebagai Kepala Staf Tentara dan Teritorium (TT) V Brawijaya dengan pangkat Letnan Kolonel.
Tahun 1956 diangkat sebagai Atase Militer RI untuk Australia. Kembali dari Australia (November 1959), menjadi Asisten IV Kepala Staf TNI Angkatan DArat (KSAD). Tahun 1962 diangkat menjadi Panglima Kodam VIII Brawijaya, sering menghadapi kegiatan-kegiatan PKI di Jawa Timur. Tanggal 27 September 1965, PKI mengadakan demonstrasi besar-besaran kepada Gubernur Jawa Timur. Basuki Rachmat segera berangkat ke Jakarta untuk melapor kepada Pangad Letjen TNI A. Yani. Malam hari tanggal 30 September 1965, Basuk Rachmat membahas situasi di Jawa Timur dengan A. Yani dan sepakat untuk melapor ke Presiden Soekarno keesokan harinya tanggal 1 Oktober. Namun hal ini tidak terlaksana, karena dinihari tanggal 1 Oktober Jenderal TNI. A. Yani diculik oleh PKI dan dibunuh.
Hari itu juga Basuk Rachmat bergabung dengan Kostrad yang dipimpin Soeharto, kontak dengan Markas Komando Brawijaya dan memberi instruksi untuk menyelamatkan seluruh jajaran Kodam Brawijaya dari pemberontakan PKI. Paska pemberontakan G30S/PKI, Soeharto yang telah diangkat menjadi Menpangad mengangkat Basuki Rachmat sebagai Deputy Khusus Pangad, lembaga pemerintah dibersihkan dari unsur PKI. Kabinet baru dibentuk, Basuki Rachmat menjadi Mendagri dan Ketua Pengurus Besar PMI.
Nilai Kepribadian Luhur yang Dimiliki
Jenderal yang berpendidikan teguh dan tak pernah Lelah ini amat konsisten pada sikapnya, anti PKI sejak dari usia muda dan untuk seorang jenderal, tetapi memiliki jam terbang tinggi dalam kiat menumpas pemberontakan khususnya PKI. Indonesia bangga memiliki Jenderal seperti Basuki Rachmat.