Zainal Moestafa, K.H
Zainal Mustafa diasuh dan dibesarkan dalam keluarga petani yang taat beragama. Pendidikan SR kemudian pendidikan ilmu agama di Pondok Pesantren Gunung Pari, Pondok Pesantren Cilenga dan Pondok Pesantren Sukamiskin Bnadung. Pada tahun 1927 mendirikan Pondok Pesantren Sukamanah di Kampung Cikembang. Kemudian kampong tersebut berubah namanya menjadi kampung Sukamanah sesuai dengan nama pesanten yang didirikannya. KH Zainal Musthafa menjdi pemimpin dan oanutan umat yang berbudi luhur, karismatik, patriotic, dan berpandangan jauh ke depan. Pada tahun 1933 masuk Jami’iah NU dan diangkat sebagai wakil rois syuriah NU cabang tasikmalaya. KH. Zainal Musthafa menerjemahkan beberapa kitab berbahasa Arab ke dalam bahasa Sunda yang bagus dan indah. Kitab tersebut mencakup pelajaran Syariat, ilmu bahasa Arab antara lain Hikmah, filsafat dan sejarah. Melalu pidato-pidatonya, gencar menyuarakan perlawanan tehadap Belanda. Pada 1941 bersama beberapa pengikutnya ditangkap Belanda dan dipenjarakan di Sukamiskin Bandung selama 53 hari tanpa pernah diajukan ke Pengadilan. Setelah bebas, kepada keluarga, santri dan masyarakatnya menghimbau agar waspada terhadap Jepang. Pada 24 Februari 1944, jepang mengirim pasukan untuk menangkapanya, namun dikepung barisan Sukamanah di bawah panglima Najmuddin. Pondok pesantren Sukamanah dikepung Jepang hingga terjadi pertempuran yang sangat dahsyat. KH Zainal Musthafa bersama puluhan pendukungnya akhirnya dipenjarakan di Sukamiskin Bandung dan Cipinang Jakarta.KH Zainal Musthafa dibunuh di Jkaarta pada tanggal 25 Oktober 1944. Makamnya baru diketemukan pada tanggal 23 Maret 1970 di Ancol, Jakarta dan kerangka jenazahnya beserta 17 orang pengikutnya dipindahkan pada tanggal 25 Agustus 1973 ke Makam Pahlawan Sukamanah Kabupaten Tasikmalaya.
Nilai Kepribadian Luhur yang Dimiliki
Pejuang religius, ulama kharismatik yang menjunjung tinggi nilai kejujuran, kebenaran, dan keadilan serta sifat taat, tanah, qona’at dan saja’ah yang dimilkinya.