Menu
PAHLAWAN NASIONAL

Teuku Nyak Arief

Berdasarkan: Keppres No. 071/TK/TH. 1974, 9 November 1974

Sebagai Kepala Daerah Sagi XXVI, berhasil merukunkan golongan muda, tua, ulama, dan bangsawan untuk mengatasi perbedaan yang merupakan ciri khas masyarakat Aceh demi pengabdian kepada masyarakat dan agama. Sebagai anggota Volksraad, Arief tangkas menghadapi Belanda sehingga terpuji sebagai “Anak Aceh yang berani dan lurus”. Dalam sidang Volksraad tanggal 18 Juni 1928, Arief dengan tegas menjelaskan pendiriannya tentang Persatuan Indonesia.

Satu-satunya panglima yang sangat disegani oleh kawan dan lawan karena tindakannya selalu untuk kepentingan rakyat. Misalnya pajak nipah yang dikenakan Belanda di daerah bukan kekuasaannya dibatalkan karena tuntutan Nyak Arief. Pada waktu Taman Siswa menentang Ordonansi Sekolah Liar, Arief membantu aksi Taman Siswa dengan gigih. Hampir segala kegiatan masyarakat yang bersifat sosial, politik, ekonomi untuk kepentingan nasional disokong atau diprakarsainya, seperti berdirinya beasiswa Aceh sampai berhasil mengirimkan siswa ke perguruan tinggi.

Pada pertemuan pemimpin masyarakat, golongan agama dan partai politik, Teuku Nyak Arief berbicara berkobar-kobar menanamkan rasa kebangsaan. Tahun 1943 sebagai Ketua DPR Aceh diundang ke Tokyo bersama 14 orang pemimpin lainnya dari seluruh Sumatera. Pada waktu dihadapkan pada Tenno Heika, Nyak Arief menolak memberi hormat dengan membungkuk. Akhirnya disetujui hanya menganggukkan kepala. Tahun 1944 dipilih menjadi Wakil Ketua DPR seluruh Sumatera. Menurutnya, kerjasama dengan Jepang harus dimanfaatkan untuk kepentingan rakyat. Dalam pidatonnya antara lain mengatakan, “…Indonesia Merdeka harus menjadi tujuan hidup bersama…”.

Pada tanggal 3 Oktober 1945, diangkat RI menjadi Residen Aceh. Demi kesatuan dan persatuan, Nyak Arief rela mengorbankan kedudukan untuk mencegah pertempuran sesama bangsa.

Nilai Kepribadian Luhur yang Dimiliki

Pejuang dari tanah rencong ini sering berucap, “Orang sopan tidak mencoba menekan hak rakyat”. Setiap akhir pidato selalu mengajak hadirin bersumpah janji setia tanah air, bangsa, dan agama. Teuku Nyak Arief pandai mejaga kehormatan dirinya dan pemersatu berbagai golongan di Aceh. Pesan terakhir kepada keluarganya, “Jangan menaruh dendam, karena kepentingan rakyat harus diletakkan di atas segala-galanya”.

IKATAN KELUARGA PAHLAWAN NASIONAL INDONESIA

Meneguhkan Persatuan Bangsa yang Berdaulat, Adil, dan Makmur

WEB TERKAIT

Informasi

Hubungi Kami

Kementerian Sosial, Gedung C, Lantai Dasar
Jl. Salemba Raya No. 28, Jakarta Pusat
IKPNI.com merupakan situs resmi yang diakui oleh Ikatan Keluarga Pahlawan Nasional Indonesia. Seluruh konten serta opini dalam situs ini berdasarkan fakta-fakta yang tersedia, namun tidak mewakili pendapat Inspira Mediatama. Konten dalam situs ini sebaiknya tidak dijadikan dasar oleh pembaca dalam mengambil keputusan komersial, hukum, finansial, atau lainnya. Pada artikel yang sifatnya umum, pembaca disarankan mencari pendapat dari profesional sebelum menanggapi dan mengoreksi konten informasi yang dipublikasi jika mungkin tidak sesuai dengan pandangan pembaca. Publisher tidak bertanggung jawab atas kesalahan atau kelalaian yang tayang, bagaimanapun disebabkan. Website ini dibuat untuk IKPNI dengan hak cipta. Kepemilikan merek dagang diakui. Dilarang menyalin, menyimpan, atau memindahkan dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis dari publisher.
Kilas Sejarah Hari Ini
5 Oktober 2004

Sulawesi Barat menjadi provinsi sendiri

Sejak tahun 1960, pembentukan Provinsi Sulawesi Barat telah diperjuangkan namun ditolak pada 1963 ketika pemerintah pusat justru membentuk Provinsi Sulawesi Tenggara. Momentum pembentukan provinsi baru ini mencuat setelah gerakan reformasi 1998, tepatnya pada tahun 1999. Perjuangan panjang ini akhirnya menemui...

Selengkapnya...
Sulawesi Barat menjadi provinsi sendiri ( 5 Oktober 2004 )
1
"Hallo, Admin. Website IKPNI."
Powered by