Sugiono Mangunwiyoto, Kolonel Inf. ANM.
Tamat sekolah guru, Sugiono tidak menjadi guru tetapi lebih tertarik pada militer, masuk pendidikan PETA dan setelah selesai diangkat sebagai Budanco (komandan peleton) di Wonosari. Setelah proklamasi mengawali karir militernya menjadi anggota BKR, diangkat sebagai Komandan Seksi BKR yang ditransformasikan ke dalam TKR pada tanggal 5 Oktober 1945. Tahun 1946 menjadi Ajudan Komandan Brigade 10 Divisi Letkol Soeharto, kemudian sebagai perwira Operasi Brigade C di Yogyakarta.
Setelah perang kemerdekaan, menjadi Komandan Kompi 4 Batalyon 411 Brigade C di Purworejo. Tahun 1955 menjadi kapten dan kemudian ditugaskan pada Batalyon 436 di Magelang. Tahun 1958 diangkat sebagai Wakil Komandan Batalyon 441 di Semarang, dan sejak Mei 1961 memegang jabatan Komandan Batalyon 411/Banteng Raiders III berpangkat mayor. Kemudian menjadi Komandan Kompi 0718 di pati, lalu sebagai Komandan Kodim di Yogyakarta merangkap sebagai Pejabat Sementara Kepala Staf 072. Letnan Kolonel Sugiono dinilai PKI sebagai penghalang, sehingga Sugiono termasuk perwira yang harus disingkirkan. Seorang perwira staf Korem 072, Mayor Mulyono mendukung pemberontakan G30S/PKI, membagi-bagikan senjata kepada anggota PKI. Markas Korem telah dikuasai, sementara itu Sugiono pergi ke Markas Korem dengan maksud menyusun kekuatan. Tanpa sadar, dia sudah masuk perangkap. Beberapa anak buah Mayor Mulyono masuk ke kamar Sugiono dan menggiringnya di bawah ancaman senjata dibawa ke Kentungan. Satu jam sebelumnya, Kolonel Katamso juga mendapat perlakuan yang sama. Untuk sementara ditahan di markas Batalyon 2 di Kentungan.
Tanggal 2 Oktober 1965, tepatnya pukul 02.00 WIB, Letkol Sugiono dikeluarkan dari tahanan bersama-sama Kolonel Katamso dalam kondisi dibunuh. Mayor Sugiono dimasukkan ke dalam lubang yang sama dengan Katamso. Jenazah kedua perwira tersebut baru diketemukan pada tanggal 21 Oktober 1965. Sehari kemudian, tanggal 22 Oktober 1965, kedua jenazah tersebut dimakamkan di TMP Kusumanegara, Yogyakarta.
Nilai Kepribadian Luhur yang Dimiliki
Alumni sekolah guru yang menyandang pangkat Kolonel Infanteri ANM ini pantas menyandang gelar salah satu putera terbaik bangsa. Kiprahnya di bidang militer yang terus meningkat dan kepeduliannya terhadap lingkungan patut mendapat acungan jempol.