Menu
PAHLAWAN NASIONAL

Pierre Tendean, Kapten CZI. ANM.

Berdasarkan: Keppres No. 111/KOTI/1965, 5 Oktober 1965

Saat masih menjadi Kopral Taruna, Pierre Tendean telah diikutkan dalam operasi militer untuk menumpas pemberontakan PRRI di Sumatera. Sebagai Taruna Atekad ditempatkan dalam kesatuan Zeni Tempur Operasi Saptamarga. Tahun 1962 lulus dari Akademi Militer Jurusan Teknik dengan sangat memuaskan dan selanjutnya dilantik sebagai Letnan Dua.

Selama mengikuti pendidikan selalu memperlihatkan sikap yang baik, dan terpilih menjadi Wakil Ketua Senat Korps Taruna. Jabatan pertama Pierre setelah menyelesaikan pendidikan Akademi Militer ialah Komandan Peleton pada Batalyon Zeni Tempur 2/Daerah Militer II Bukit Barisan di medan. Seteahun kemudian, dia dipanggil untuk mengikuti pendidikan intelijen. Pada waktu itu (1963), Indonesia sedang berkonfrontasi dengan Malaysia. Pendidikan intelijen itu diberikan karena Pierre akan ditugaskan melakukan penyusupan ke Malaysia. Dalam melaksanakan tugasnya, Pierre diperbantukan pada Dinas Pusat Intelijen Angkatan Darat yang bertugas di garis depan.

Selama dua tahun, sebanyak tiga kali Pierre melakukan penyusupan ke Malaysia. Pertama kali menyamar sebagai wisatawan, selanjutnya penyusupan ketiga, di tengah laut dikejar kapal pesiar Inggris, Pierre membelokkan speedboat-nya dan berenang menuju perahu nelayan, dengan sangat hati-hati bergantung di belakang perahu dan terhindar dari penangkapan.

Tanggal 15 April 1965, Pierre menjadi Ajudan Jenderal A.H. Nasution, yang saat itu menjabat sebagai Menteri Koordinator Pertahanan Keamanan/Kepala Staf Angkatan Bersenjata. Sebelum itu pangkatnya sudah dinaikkan menjadi Letnan Satu. Dalam menjalankan tugas sebagai ajugan inilah Letnan Satu Pierre Tendean gugur karena dibunuh oleh orang-orang PKI yang melakukan pemberontakan yang dikenal dengan nama G30S/PKI. Jenazahnya dan perwira-perwira tinggi Angkatan Darat yang berhasil diculik, disiksa, dan dibunuh oleh gerombolan G30S/PKI ditemukan satuan-satuan ABRI yang melaksanakan operasi penumpasan terhadap G30S/PKI di sumur tua di Lubang Buaya, 3 Oktober 1965. Bertepatan dengan ulang tahun ke-20 ABRI pada 5 Oktober 1965 jenazahnya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta.

Nilai Kepribadian Luhur yang Dimiliki

Kapten belia gagah perkasa berparas tampan yang banyak digandrungi gadis-gadis semasa hidupnya itu menjadi buah bibir ketika. Betapa tidak, Pierre Tendean maju dan berteriak “Saya Nasution”, ketika para penculik menanyakan keberadaan jenderalnya.

IKATAN KELUARGA PAHLAWAN NASIONAL INDONESIA

Meneguhkan Persatuan Bangsa yang Berdaulat, Adil, dan Makmur

WEB TERKAIT

Informasi

Hubungi Kami

Kementerian Sosial, Gedung C, Lantai Dasar
Jl. Salemba Raya No. 28, Jakarta Pusat
IKPNI.com merupakan situs resmi yang diakui oleh Ikatan Keluarga Pahlawan Nasional Indonesia. Seluruh konten serta opini dalam situs ini berdasarkan fakta-fakta yang tersedia, namun tidak mewakili pendapat Inspira Mediatama. Konten dalam situs ini sebaiknya tidak dijadikan dasar oleh pembaca dalam mengambil keputusan komersial, hukum, finansial, atau lainnya. Pada artikel yang sifatnya umum, pembaca disarankan mencari pendapat dari profesional sebelum menanggapi dan mengoreksi konten informasi yang dipublikasi jika mungkin tidak sesuai dengan pandangan pembaca. Publisher tidak bertanggung jawab atas kesalahan atau kelalaian yang tayang, bagaimanapun disebabkan. Website ini dibuat untuk IKPNI dengan hak cipta. Kepemilikan merek dagang diakui. Dilarang menyalin, menyimpan, atau memindahkan dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis dari publisher.
Kilas Sejarah Hari Ini
25 Maret 1947

Terjadinya Perundingan Linggarjati

Perundingan Linggarjati merupakan perundingan yang terjadi antara Indonesia dan Belanda di Linggarjati, Jawa Barat yang menghasilkan persetujuan mengenai status kemerdekaan Indonesia. Hasil perundingan ini ditandatangani di Istana Merdeka Jakarta pada 15 November 1946 dan ditandatangani secara sah oleh kedua negara...

Selengkapnya...
Terjadinya Perundingan Linggarjati ( 25 Maret 1947 )