Moewardi, Dr
Moewardi memperoleh kesempatan menjalani pendidikan formal hingga menyelesaikan studinya di STOVIA tahun 1933. Aktivitas politiknya di panggung nasional dimulai ketika kuliah di STOVIA, bergabung dengan Jong Java cabang Jakarta. pada era pendudukan Jepang, Dr. Moewardi aktif dalam organisasi Shunsitai atau Barisan Pelopor.
Pada era revolusi fisik, Barisan Pelopor berganti menjadi Barisan Banteng RI dan bermarkas di Solo. Teguh dengan prinsip perjuangan yang diyakininya menyebabkan Moewardi sempat berseberangan sikap dengan rekan seperjuangan lainnya. Moewardi kurang menyetujui perundingan Linggarjati dan Renville, karena menganggap hal itu mengancam keutuhan RI. Selain seorang nasionalis, Moewardi juga seorang unitaris.
Sebagai pribadi, dikenal oleh anak-anaknya sebagai ayah yang memiliki disiplin tinggi, serta mengajarkan kebersahajaan. Secara langsung memberi bimbingan rohani pada anak-anaknya melalui agama yang dianutnya, Islam. Sisi lain keistimewaannya adalah prinsip yang kuat untuk memegang etika profesi yang telah dipilihnya, yaitu sebagai dokter. Pada hari diculik oleh Pesindo, sebelumnya sempat diperingatkan staf pimpinan Barisan Banteng untuk tidak bepergian karena keadaan sedang genting. Namun hari itu Moewardi bersikeras untuk pergi ke RS Jebres karena menurut rencana akan mengoperasi seorang anak yang membutuhkan pertolongan medis. Menurut kesaksian, Moewardi diculik dari rumah sakit tersebut tanggal 13 September 1948, dan tak pernah kembali lagi.
Kekuatan karakter nasional suatu bangsa sangat penting untuk menangkap dampak negatif arus globalisasi saat ini. Nilai-nilai kebangsaan yang dipetik dari ketokohan nasional dapat menjadi unsur pembentuk karakter nasional. Moewardi memahami arus zaman yang tengah mengantar bangsa ini menuju era kemerdekaannya. Kepekaan terhadap arus perubahan zaman semacam inilah yang harus dimiliki suatu bangsa, terutama generasi mudanya. Sehingga mampu menjawab tantangan zaman yang selalu berubah, termasuk semakin derasnya arus globalisasi. Di sisi lain, pembentukan karakter nasional yang kuat juga harus diawali dari lingkup yang kecil, yaitu keluarga. Hikmah ini yang sangat dirasakan istri maupun anak-anak Moewardi, yaitu penanaman nilai kepribadian individu yang mandiri.
Nilai Kepribadian Luhur yang Dimiliki
Sosok patriot sejati berpendirian teguh, berpandangan jauh ke depan, peka terhadap perubahan, menjunjung tinnggi profesionalisme, meski tantangannya nyawa sekalipun. Namanya diabadikan menjadi nama sebuah rumah sakit di Solo, RS Dokter Moewardi.