Josaphat Soedarso (Yos Sudarso), Laksda TNI ANM.
Waktu Jepang berkuasa di Indonesia, Sekolah guru di Muntilan tempat Jos Soedarso belajar, ditutup, Jos berhenti dan masuk SMP. Empat bulan sebelum ujian akhir, keluar dari SMP dan memasuki Sekolah Pelayaran Tinggi di Semarang, dan meneruskan latihan perwira di Giyo Usamu Butai. Melalui latihan ini menjadi Mualim II, mulai berlayar dengan kapal kayu menjelajahi lautan Nusantara dengan resiko diserang pesawat terbang dan kapal selam Sekutu.
Sesudah proklamasi, Jos bergabung dengan BKR Laut yang merupakan cikal bakal TNI AL, menggunakan kapal kayu dan kapan hasil rampasan dari Jepang, beraksi dengan mengirimkan ekspedisi lintas laut ke Sumatera, Kalimantan, Bali, Sulawesi dan Maluku.
Tahun 1946 TKR Laut Jawa Tengah dan sejumlah pemuda Maluku menggunakan kapal-kapal kayu mengobarkan semangat proklamasi Maluku. Jos yang berusia 21 tahun ikut serta dan berhasil, tetapi kapal ini ditangkap. Jos dkk ditawan dan dipindahkan ke Makassar.
Setahun kemudian, Jos dibebaskan karena adanya Perjanjian Linggarjati. Bulan April 1947 ditugaskan mengikuti Latihan Opsir di Tegal ketika agresi Belanda I, disini terjadi pertempuran dan Jos terlibat. Selama Agresi Militer II, Jos ikut bergerilya. Setelah pengakuan Kedaulatan, Jos diangkat menjadi Perwira II Korvet Pati Unus. Bulan April 1950 korvet “Banteng” dengan tugas memadamkan pemberontakan RMS.
Tanggal 1 Juni 1951 di kapal RI Gajah Mada, selanjutnya dikirim ke Belanda memperdalam pengetahuan kapal selam. Jos diangkat sebagai Deputi I Kepala Staf AL dengan pangkat Letkol dan sebagai anggota Dapernas. Puncak perjuangannya adalah di laut Aru, dalam pengembalian Irian Barat kepada RI. Tanggal 15 Januari 1962, MTB ALRI Bertugas disertai pejabat MBAL termasuk Jos Soedarso. Kesatuan MTB tersebut terdiri dari tiga kapal yaitu RI Macan Tutul, RI Macan Kumbang dan RI Harimau. Jos berada di RI Macan Tutul. Tepat pukul 21.15, tiga kapal tersebut diserang oleh Belanda. Komodor Jos mengambil alih pimpinan dengan melakukan manuver untuk memancing perhatian lawan. RI Macan Tutul megubah haluan sehingga musuh memusatkan serangan kepadanya, dua kapal lainnya selamat. Akhirnya bersama 23 orang anak buah Jos Soedarso gugur dan tenggelam di dasar laut.
Nilai Kepribadian Luhur yang Dimiliki
Karir lautnya diawali dari Maulim II, mejadi pelaut sejati sampai teriakannya terdengar menggelegar di tengah laut “Kobarkan semangat pertempuran”. KRI Macan Tutul tenggelam secara “Brave dan Gentleman”.