Menu
PAHLAWAN NASIONAL

I Gusti Ngurah Rai, Kol. TNI. ANM

Berdasarkan: Keppres No. 163/TK/TH. 1975, 9 Agustus 1975

Setelah tamat MULO dilanjutkan dengan pendidikan kemiliteran di Militer Cade School dengan spesialisasi alteri. Perjalanan hidupnya hampir sepenuhnya dihabiskan di Bali, memimpin perjuangan dengan merebut kemerdekaan di Bali, menikah dengan Ni Desa Putu Kari dan dianugerahi 3 orang putra yaitu I Gusti Ngurah Gede Yudhana, I Gusti Nyoman Tantra, dan I Gusti Ngurah Alit Yudha. Zaman Jepang Rai tidak mau masuk PETA karena rasa antipatinya pada penjajahan, bahkan membuat gerakan bawah tanah bernama “Gerakan Anti Fasis”.

Setelah menghimpun kekuatan pemuda untuk merebut kantor-kantor pemerintah Jepang di Bali, puncaknya diserahkannya kekuasaan Jepang kepada Gubernur Mr. Ketut Pudha. Dalam bidang militer, pemerintah Republik Indonesia menunjuknya sebagai pemimpin Resimen Tentara Keamanan Rakyat (TKR) Sunda Kecil, yang kemudian namanya berubah menjadi Resimen Tentara Republik Indonesia (TRI) Sunda Kecil.

Rai juga sebagai pucuk pimpinan Markas Besar Umum Dewan Perjuangan Rakyat Indonesia (MBU DPRI) Sunda Kecil. Hal ini menunjukkan bahwa Rai memiliki karisma yang tinggi untuk memimpin perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia di Bali dan Sunda Kecil (Nusa Tenggara). Gerakan perlucutan terhadap tentara Jepang di Bali pada tanggal 13 September 1945 gagal, karena pengkhianat bangsa yang menjadi mata-mata Jepang.

Konsolidasi dilakukan dan diputuskan untuk mengirim utusan ke Jawa bertujuan untuk mencari bantuan senjata, dan membicarakan status gerakan perjuangan kemerdekaan di Bali, dengan Markas Umum TKR Yogyakarta. Kembali ke Jawa, perang dengan Belanda yang telah kembali terjadi dengan taktik gerilya yang sangat merepotkan Belanda karena tidak mengetahui kondisi alam.

Pimpinan militer Belanda mencoba memancing perdamaian dengan Rai, namun Rai menolaknya dengan tegas. “Soal perundingan kami serahkan kepada kebijaksanaan pemerintah Republik Indonesia di Jawa, Bali bukan tempat perundingan diplomatik, dan saya bukan kompromis”, demikian surat balasan Rai atas surat yang dikirimkan oleh pimpinan militer Belanda.

Nilai Kepribadian Luhur yang Dimiliki

Putra Bali, gerilyawan yang kharismatik, anti kompromi, agresif, pendiri gerakan bawah tanah di zaman Jepang ini, seorang altileri putra Bali yang penuh strategi. Ekspresif dalam menghadapi penjajah dan tak kenal takut.

IKATAN KELUARGA PAHLAWAN NASIONAL INDONESIA

Meneguhkan Persatuan Bangsa yang Berdaulat, Adil, dan Makmur

WEB TERKAIT

Informasi

Hubungi Kami

Kementerian Sosial, Gedung C, Lantai Dasar
Jl. Salemba Raya No. 28, Jakarta Pusat
IKPNI.com merupakan situs resmi yang diakui oleh Ikatan Keluarga Pahlawan Nasional Indonesia. Seluruh konten serta opini dalam situs ini berdasarkan fakta-fakta yang tersedia, namun tidak mewakili pendapat Inspira Mediatama. Konten dalam situs ini sebaiknya tidak dijadikan dasar oleh pembaca dalam mengambil keputusan komersial, hukum, finansial, atau lainnya. Pada artikel yang sifatnya umum, pembaca disarankan mencari pendapat dari profesional sebelum menanggapi dan mengoreksi konten informasi yang dipublikasi jika mungkin tidak sesuai dengan pandangan pembaca. Publisher tidak bertanggung jawab atas kesalahan atau kelalaian yang tayang, bagaimanapun disebabkan. Website ini dibuat untuk IKPNI dengan hak cipta. Kepemilikan merek dagang diakui. Dilarang menyalin, menyimpan, atau memindahkan dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis dari publisher.
Kilas Sejarah Hari Ini
5 Oktober 2004

Sulawesi Barat menjadi provinsi sendiri

Sejak tahun 1960, pembentukan Provinsi Sulawesi Barat telah diperjuangkan namun ditolak pada 1963 ketika pemerintah pusat justru membentuk Provinsi Sulawesi Tenggara. Momentum pembentukan provinsi baru ini mencuat setelah gerakan reformasi 1998, tepatnya pada tahun 1999. Perjuangan panjang ini akhirnya menemui...

Selengkapnya...
Sulawesi Barat menjadi provinsi sendiri ( 5 Oktober 2004 )
1
"Hallo, Admin. Website IKPNI."
Powered by